Monday, 27 July 2020

Puisi Anonim; Pertemuan dan Kata-kata

Penggalan Puisi Anonim


إذا لقيتك لا تسأل عن حالتي
فملامحي بالشوق خير بيان
واسمع عيوني كلما لاقيتني
فأنا عيوني في اللقاء لساني

Jika diriku bertemu denganmu
jangan tanya tentang keadaanku
sebeb roman wajahku dengan rindu
adalah sebaik-baiknya ungkapan
Dengarkan diriku
setiap kali dirimu berjumpa denganku
maka diriku di pertemuan itu adalah kata-kataku

            Memang sedikit untaian puisinya, namun ada makna unik yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tentang pertemuan, pertemuan dalam cinta memang senantiasa menyisahkan sebuah kenangan, ratapan, dan kesedihan yang tiada hingga. Namun, dalam penggalan puisi ada sedikit yang berbeda tentang pertemuan itu, ia ingin menyampaikan tentang pertemuan itu tak harus banyak bercakap, tak harus banyak bertingkah, dan tak harus banyak mengungkapkan kegelisahan satu sama lain dan kerinduan satu sama lain. Jauh hebat dari pada itu adalah cukup dengan mimik wajah tanda rindu terlukiskan, cukup dengan memperhatikan diri kekasih/orang yang dicintai sebagai tanda bukti akan hadirnya sebuah kata-kata


Sunday, 26 July 2020

Penggalan Puisi Aku Berjanji Tidak Mencintaimu Lagi Karya: Nizar Qobbany

Puisi Aku Berjanji Tidak Mencintaimu Lagi
Karya: Nizar Qobbany

وعدتك
 أن لا أحبك
أن لا أعود...

 وعدت
وأن لا أموت اشتياقا
ومت
وعدت مراراً
وقررت أن أستقيل مراراً
ولا أتذكر أني استقلت...
فماذا بنفسي فعلت
لقد كنت أكذب من شدة الصدق
والحمد لله أني كذبت

Aku berjanji padamu
untuk tidak mencintaimu
untuk tidak kembali...
dan nyatanya aku kembali lagi
untuk tidak mati karena rindu...
dan nyatanya aku mati

Ku akan senantiasa kembali
ku putuskan untuk terus pasrah
dan ku tak ingat diriku telah menyerah
apa yang telah ku perbuat pada diriku?
sungguh aku akan berdusta pada intensitas kebenanran
segala puji bagi Allah aku telah berdusta

Puisi ini sebenarnya panjang , ada sembilang bagian, dan disetiap bagianya terdapat kata “janji dan mengulangi”. Sengaja saya mengambil bagian yang ini saja disebabkan adanya kesamaan rasa yang saya rasakan dengan perasaan penyair yang dituangkan di dalam puisinya ini. dan ada yang menarik sekali untuk dibahas. Kenapa selalu ada kata janji dan mengulangi? Menurut saya dan pengalaman saya mencintai, karena disetiap hubungan akan senantiasa dibumbui oleh janji-janji dusta, ya janji-janji yang diulang-ulang disebabkan dusta yang melekat pada janji teresebut. Itulah sebabnya kenapa menurut pandangan saya, Nizar Qobbany seringkali mengulang dua kata tersebut.


Saturday, 25 July 2020

Puisi Hasin bin Humam: Sabar dan Cinta

Puisi Hasin bin Humam


تأخرت أستبقي الحياة فلم أجد - لنفسي حياة مثل أن أتقدما
فلسنا على الأعقاب تدمى كلومنا - ولكن على أقدامنا تقطر الدما

ولما رأيت الصبر قد حيل دونها - وإن كان يوما ذا كواكب مظلما
صبرنا وكان الصبر منا سجية - بأسيافنا يقطعن كفا ومعصم
ا
نفلق هاما من رجال أعزة - علينا وهم كانوا أعق وأظلما
ولما رأيت الحب ليس بنافعي - عمدت إلى الأمر الذي كان أحزما
فلست بمبتاع الحياة بذلة - ولا مرتق من خشية الموت سلما


Tak lama aku hidup, sebab tak ku temukan
dalam diriku kehidupan yang akan ku lalui
tumit ini memang tak luka
tapi telapak kaki senantiasa meneteskan darah
dan ketika ku yakin kesabaran dihalangi kehidupan
kelak kesabaran menjadi bintang-bintang yang gelap-gulita
kesabran adalah bagian karakter kami
pedang-pedang kami memenggal telapak dan pergelangan tangan
merobek keinginan para orang-orang yang terkasihi
mereka sangat durhaka dan dholim kepada kami
dan ketika ku yakin cinta tak lagi berarti dalam hidupku
ku paksakan diriku melakukan perkara yang berat
ku tidak menukar kehidupan dengan kehinaan
tidak pula menentang agar selamat dari seramnya kematian


Friday, 24 July 2020

Puisi Mahmud Sami al-Barudi: Cinta dan Nafsu

Puisi Mahmud Sami al-Barudi


عرف الهوى في نظرتي فنهاني
خل رعيت وداده فرعاني
أخفيت عنه سريرتي، فوشى بها
دمع أباح له حمى كتماني
فبأي معذرة أكذب لوعة

شهدت بها العبرات من أجفاني؟
يا صاحِ لا أبصرت ما صنع الهوى
بأخيك يوم تفرق الأظعان
يوم فقدت الحلم فيه، وشفني

وله أصاب جوانحي، فرماني
فعليك من قلبي السلام، فإنه
تبع الهوى، فمضى بغير عنان
هيهات يرجع بعدما علقت به
لحظات ذاك الشادن الفتان
وعلى الرحائل نسوة عربية
يخدعن لب الحازم اليقظان

Cinta tahu, pada tatapanku ada kasih yang melarangku
ku jaga cinta kasihnya, ia pun menjaganya
ku sembunyikan darinya rasa cintaku, ia pun menyulamnya
air mata yang ia biarkan sebagai tempat pesrembunyianku
maka permohonan apa lagi yang ku dustakan sebagai sendu
Sebab sendu, Air mata di kelopak mataku menjadi saksi
wahai temanku, dirimu tak melihat apa yang telah cinta perbuat
pada saudaramu di hari perpisahan itu
hari di mana aku sunyi dalam mimpi, ia pun mengobati sunyiku
Hatiku terpaut padanya, tapi ia menghempaskanku
dari hati ini ucap salam tercurahkan untukmu,
sungguh ia tunduk pada nafsu, berlalu tanpa arti
tak mungkin hati kembali setelah terpaut nafsu bebera saat saja
hanya wanita arablah yang senantiasa pergi
melucuti hati yang setia, dan keinginan yang tinggi


 

 

 


Thursday, 23 July 2020

Pertemuan dan Perpisahan

Penggalan Puisi Ali bin Jahmy


أترى الزمان يسرنا بتلاق؟
ويضم مشتاقا إلى مشتاق
ويقر عينا طالما سخنت فلم
تملك سوابق دمعها المهراق

نوب الزمان كثيرة وأشدها
شمل تحكم فيه يوم فراق
يا قلب لم عرضت نفسك للهوى
أوما رأيت مصارع العشاق؟

 

Apakah dikau mengira, waktu akan mempermudah pertemuan kita?
akan mempertemukan pecandu rindu dengan perindu lainnya?
dan akan menyejukkan mata? Seringkali mata berkaca-kaca
sebab tak  pernah ada habisnya deraian air mata

Banyak waktu bermutasi, dan yang paling dahsyat adalah
waktu  lama yang ditetapkan di hari perpisahan nanti
Duhai hati, menagapa kau persembahkan dirimu pada cinta?
atau memang dirimu tak melihat kuburan para pecinta?

            Memang tak semudah membalikan kedaua telapak tangan kita untuk saling bertemu, bersuka-ria, bercanda-tawa, dan bertukar gelisah agar waktu senantiasa bersahabat dengan kita. Disinilah Ali bin Jahmy ingin memberikan pesan optimis kepada kita, agar kita tidak menyerah dalam berusaha menyatukan jarak antara kau dan aku yang diniati untuk menjadi kata kita.

Namun sayangnya, lagi-lagi setiap ending/bagian akhir puisi senantiasa menawarkan resiko yang mungkin sangat berat bagi para pecinta pemula. Karena satu-satunya akibat membuka pintu hati pada rasa cinta dalam artian mempersilhkannya masuk akan memberikan impek besar kepada penghuni rumah/hati tersebut. Dan sangat besar akibatnya adalah tekubur di dalam tanah dengan menyisahkan sejuta kenangan (mungkin), terkafani dengan salendang rindu (mingkin), dan ditinggal dengan sebua harapan-harapan semu!

 

Selamat Berfikir Keras!!!


Wednesday, 22 July 2020

Puisi: Biarkan Aku Sendiri

الشعر لبهاء الدين زهير



خليلتي أما هذا فدارك
وغرامي فهو في داخل قلبك
خليلتي إني لا أرى لي سواك
فما تأمرينني أن أدخل على قلبك

خليلتي هذا موقفي يبعث البكاء
فماذا الذي صببتُ دموعا في الوفاء؟
وإن كنت لا تسعدينني على الأسى
قفي ودعيني ساعة و منفردا اتركيني

إني على دار الحبيبة لواقف
وإن شفى قلبي وشجاني من السقم
فلا يمكن عيني في بكائه بقاء
حليلتي اعلمي إني بدمع واحد بقاء

فيا ويح قلبي  بالغرام أطعته
فما لي أراه فى السلو عصاني
وإني وإيا
ك كما قال قائل
قلبك قلبي وأنتِ من في قلبي

Kekasihku... inilah tempat kembalimu
kasih dan sayangku berada di relung hatimu
Kekasihku... sungguh aku hanya melihat dirimu dalam diriku
yang tak pernah kau pinta agar aku masuk dalam hatimu

kekasihku... inilah tempat singgahku yang mengundang tangis
maka apa yang membuatku mencucurkan air mata dalam cinta ini?
jika dirimu tak mampu membantu rasa sakit ini
diamlah! tinggalkan aku sejenak dan biarkan aku sendiri

Sungguh hanya di rumah kekasih aku berdiam diri
kalu saja hati dan piluku pulih dari luka
Tak akan mungkin  mataku tangisnya abadi
kasih... ketahuilah! aku abadi dengan setetes air mata saja

Duh sungguh celaka hatiku sebab cinta yang ku ta’ati
dan tak pernah ku melihat senangnya hati dilucuti
Dan aku hanya kepadamu perkataan ini tertuju
hatimu adalah hatiku, dan kaulah orang yang ada dalah hatiku!

 

Karya: Baha’uddin az-Zuhairy

 

           







Tuesday, 21 July 2020

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي


بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ
بالقلق أصابني كل حين في الحياة
فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة
حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة

أ طلبتُ منكِ لاستيقاظي ثقيلةً
أم ما على قلبكِ تستوى نيةُ المحبةِ؟
واللهِ أحبكِ في الصباحِ والليلةِ
ومالي في قلبي سواكِ حبيبةٌ

Ku tulis kasidah ini dengan air mata
dengan rasa cemas yang setiap saat melanda hidupku
Sesekali ku berfikir apa salahku padamu?
sampai aku merasakan sebegitu pahitnya  untuk mencintaimu

Apakah memintamu untuk membangunkan ku itu berat?
atau memang dalam hatimu tak lagi bersemayam niat cinta
Demi Allah, aku mencintaimu di pagi dan malamku
dan tiada kekasih di dalam hatiku kecuali dirimu seorang

            Sengaja saya tidak mengurai puisi ini, dengan tujuan agar pembaca mengurai dan memaknainya sendiri. Karena ketika sebuah teks sudah sampai di tangan pemabaca, maka yang menjadi Tuhan dari karya tersebut bukan lagi pengarang, melainkan kalian semua para pembaca. Ouh ya, perlu saya tegaskan kalau puisi ini karya saya, karya yang lahir atas dasar realita ini semoga saja hanya saya yang mengalami cinta yang tidak menentu ini. kalian jangan ya, cukup saya saja, kalian tidak akan kuat!


Monday, 20 July 2020

Cinta Mati: dalam Puisinya Khudaifah al-Arje

Penggalan Puisi Khudaifah al-Arje


عشقت وتدري أن حبك هالك
ومت قد شاهدت قبلك ألف ميت

ولم تتريث قبل موتك مثلهم
ولم تتعظ، مما رأيت ولا انتهيت

جنيت على قلب وروح ومهجة
بربك ماذا من محبتهم جنيت؟

Kau mencintai, dan kau tahu
cintamu akan binasa
Kau mati, dan kau tahu
sebelummu ada seribu mayat

Cepat atau lambat kau akan
merasakan seperti mereka
Dan kamu tak sempat berwasiat
tentang sesuatu yang kau liat

Kau lukai hati, ruh, dan jiwamu sendiri
Dan kepada Tuhanmu, kau bertanya
apa yang ku dapat dari mecnintanya?

          Seperti mana puisi, akan selalu menyimpan teka-teki makna tersendiri. Namun pada setiap kata yang tertuang dalam puisi adalah Tuhan bagi pembaca untuk memaknainya. Hal ini disadari atau tidak, para kritkus sastra akan merasakan hal yang demikian, sekali pun memang tidak akan pernah lepas dengan beberapa teori kritik sastra yang dikuasainya.

            Dalam penggalan puisi Khudaifah al-arje ingin menyampaikan suatu pesan penting kepada kita, bahwa cepat atau lambat orang yang kita cintai itu akan meninggalkan kita, begitu juga kita akan menyusulnya. Hal ini dilukiskan pada bait ke dua, ia menggunakan kata لم تتريث yang artinya adalah tidak pelan-pelan (cepat atau lambat) yang disangdingkan dengan kata قبل موتك مثلهم hal ini memiliki estetika makna tersendiri. Artinya sebelum kematian mu, secepatnya dirimu akan menyusul mereka, bahkan sama persis dengan mereka (yang mati disebabkan cinta). Hal ini menandakan bahwa  dicintai atau mencintai memiliki resiko yang sama, kalau tidak ditinggal mati bagi yang mencintai, bisa jadi yang dicintai mati dikarenakan menahan cintanya kepada orang yang telah meninggalkannya. Mungkin jadi hal ini yang disebut dengan cinta mati?

            Karena sangat cepat sekali kematian itu akan menjemput ajal para pecinta, sampai-sampai tak sempat berwasiat (dalam arti memberikan wejangan) kepada kekasihnya. Hal ini menyebabkan hati terluka, ruh yang berpisah dengan jasad, dan jiwa yang terjamah dengan rindu yang tak sempat disalurkan dengan pertemuan. Dan yang menarik adalah ending/bagian akhir dari pada puisinya Khudaifah al-Arje, menyisipkan sebuah pertanyaan sebagai jawaban dari setiap kata yang ada dalam setiap bait di atas. Yaitu; memang benar, kepada Tuhanlah cinta yang layak diabdikan, disetiakan, dijadikan sebagai dalih dalam keutuhan hubungan antar manusia kepada Tuhannya, mau pun manusia sesamanya. Dengan tajuk pertanyaan yang sangat memukau pembaca, apa yang ku dapat dari mecnintanya? Jawabnya adalah kematian! Kenapa? Karena sama seperti sebelumnya, terdapat seribu jiwa yang menjadi mayat disebabkan cinta.

           


Sunday, 19 July 2020

Yang Fana Adalah Waktu

موت أحد الشعراء في الإندونيسيا


يا من عرف بالمطر في يونيو

مضت لنا الأيام في يونيو حديثا

ولا نعلم في الأتي نحن متروك

مع رحيلك كان كلمات حزينة

ولا ننكرها أن كلها ذكريات

أنت من رسم قلبنا لكونه فكرة

ثم في كل فكرة تجعلنا فترة

يا من عرف بالمطر في يونيو

لو نفسك عدما في الدنيا

ففي كل كتابتك تظهر على بقائك

لو تحدث الناس عن رحيلك موت

فعندنا موت الشعراء شهيد

يا من عرف بالمطر في يونيو

كل قلوب في الأرض إليك تميل

ونحن نكون شاهدا ودليلا

والدليل إذا ذكرناك في الرحل

فطالت دموعنا في عينينا تسيل

والشاهد بأنك بقاء مع عمل

يعلمناأننا لا نموت بلا عملا

 

 

 

Karyamu Abadi

Duhai sosok yang dikenal dengan hujan di bulan juni...

Baru saja telah kita lalui bersama di bulan juni
dan kita tidak tahu di bulan esok, kita ditinggalkan
bersama dengan kepergianmu kata-kata mendayu-dayu
kita yakin itu,  bahwa di setiap kata-kata ada kenangan
kaulah sosok yang melukis hati ini menajdi sebuah paragraf
lalu pada setiap pragrafnya kita menjadi suci

Duhai sosok yang dikenal dengan hujan di bulan juni...

Sekali pun di dunia dirimu telah tiada
pada setiap tulisanmu menampakkan keabadianmu
walu pun manusia menilai kepergianmu adalah kematian
bagi kami kematian para penyair adalah Syahid

Duhai sosok yang dikenal dengan hujan di bulan juni...

Pada setiap hati di bumi ini tercurahkan padamu
dan kami sebagai saksi dan bukti
sebagai bukti, jikala kami mengingatmu di kepergianmu
pada kedua mata ini tampak berlinang air mata kami
sebagai saksi, dirimu adalah orang yang abadi dg sebuah karya
yang mengajari kita, tidak boleh mati tampa berkarya


Saturday, 18 July 2020

Rindu (Dalam Puisi "Kaulah Cerita Cintaku"

الشَوقُ


الشوقُ عمّا لا يُرى
إذاالشوقُ فُتح فيزِيد
إذاالشوقُ غُلق فيزدَد


اللقاءُ عمّا لا يٌنسى
إذااللقاءُ بقِي معه الحسرٌ
فالفراقُ المقدِّم معه الوطرٌ
أليس في كلّ فراقٍ لقاء؟

 

 

Rindu

Rindu tentang sesuatu tak terlihat
Bila dibiarkan, meluap
Jika terbelenggu, semakin membeludak


Pertemuan tentang sesuatu tak terlupakan
Jika pertemuan menyisahkan penyesalan
Maka perpisahan menawarkan harapan
Bukankah setiap perpisahan ada pertemuan?

 

                Malam ini tentang rindu, rindu yang banyak dibicarakan oleh kaum bucin dikalangan kelas mana pun, baik itu dunia pendidikan mau pun di kelas kaum awam. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan tentang rindu akan senantiasa mewarnai hiruk-pikuk dengan pahit dan manisnya rindu di kalangan ummat manusia.

            Tampaknya harus diakui memang, kalau persoalan rindu ini tidak akan lekang oleh waktu dan  tidak akan pupus oleh zaman. Hal ini disebabkan adanya sebuah potensi dalam rindu itu sendiri untuk diri manusia, tepatnya dalam hatinya.  Mari kita bahas bersama puisi di atas ditinjau dari segi maknanya saja.

            Berbicara masalah rindu dalan puisi saya ini, memang sengaja saya buat berdasarkan apa yang ada dalam hati ini. karena itulah  kenapa saya mengatakan “rindu itu tentang sesuatu yang tak terlihat” karena pada hakikatnya rindu hanya bisa dirasakan dan tampa harus dibicarakan panjang lebar. Namun, salah satu untuk mewujudkan sebuah perasaan rindu ini dan obat penawarnya adalah pertemuan. Kiranya jelas sudah, untuk itu sendiri sebenarnya tak terlihat, namun dalam wujud nyatanya, rindu itu bisa ditebus dan bisa terobati bila pertemuan sudah bersahabat.

Dan seperti mana rindu, jika dibiarkan akan senantiasa menuntut balas jasa/budi bagi mereka yang merasakan rindu tersebut.  Namun, bila dibiarkan akan senantiasa tersiksa, karena menahan rasa rindu seumpama menahan rasa sakit yang tak tampak. Hal ini bila dibiarkan akan meluap, terlebih dipaksa untuk memendam rindu itu, akan semakin menjadi-menjadi.

Itulah kenapa dalam bait berikutnya sya tegaskan obat untuk penawar rindu adalah pertemuan. Tapi disisi yang lain saya juga mengingatkan bahwa di setiap pertemuan akan senantiasa diiringi dengan perpisahan, dengan dalih menawarkan harapan akan adanya pertemuan kembali. Dan memberikan susunan kata arab dengan hamzah istifham sebagai fungsi untuk meyakini bahwa disetiap perpisahan itu pasti akan ada pertemua kembali.

 

 


Friday, 17 July 2020

Kaulah Perempuan Bercadar dan Bercela

Makna Puisi “Seakan-akan Dirinya”
 Karya Khudaifah El-Irjy


 (كأنها)

جلست أمامي لا أرى منها سوى
عينين ساحرتين تحت نقاب

رمشان ذباحان، كحل ساحر
وبقية من بسمة وعتاب

نظراتها مجنونة، وكأنها
عثرت على درب بوسط ضباب

وكأنها وجدت بوجهي حلمها
ووجودها مخضوضر الأعشاب

وبحثت عني، أين عقلي وأين روحي
والفوأد وأين صوابي

كيف الطفولة في الثلاثينية
تغتال عمدا زاهيات شبابي؟

طفلا رجعت وكنت أكبر عاشق
كيف اقتحمت بنظرة أبوابي؟

وفتحت صدري، حيث ألف صيبة
عجزت تكون وكنت لي أحبابي

أنا ما حكمت من الملوك لمرة
وحكمت من رمش ومن أهداب

إن أنت بالعينين طلت سريرتي
لا ريب إن كشفت طلت رقابي

Seolah-olah ia duduk di depanku hanya kedua mata
yang mempesona di balik cadar yang ku lihat

Seolah-olah kedua matanya berkedip mematikan, 
celak yang indah kini tinggal senyuman dan celaan

Memandangnya suatu kegilaan, seakan-akan dirinya 
berjalan di tengah jalan yang berkabut

Seolah-olah dirinya menemuiku dalam mimpi
keberadaannya sangat jelas di ilalang

Sempat ku berfikir, di mana pikiranku. Ruhku, 
sanubariku dan akal sehatku?

Bagaimana  di usia tiga puluhan
dengan sengaja, hasrat masa mudaku dirampas?

Ingin ku kembali ke masa muda, masa-masa cinta yang membara
bagaimana kau bisa menembus hatiku hanya dengan sekali memandang?

Dirimu telah membuka hatiku, yang tidak ada seribu 
gadis pun mampu menjadi dirimu sebagai kekasihku

Cukup kali ini saja, aku bukanlah seorang raja
aku hanyalah bulu mata saja

Jika dengan kedua matamu perasaanku melulu
tak bisa dipungkiri, kau biarkan setatus budaku selalu

            Menarik sekali puisi ini, puisi yang ingin menyampaikan pesan seorang laki-laki yang jatuh cinta pada perempuan yang bercadar, yang pada kedua matanya terdapat celak dianggap dapat menjerat hati laki-laki yang memandangnya, namun sayangnya, cela itu menjadi celaan/cemohan, kendati demikian setiap memandang kedua matanya adalah suatu kegilaan tersendiri. Hal ini disebabkan ada yang misteri dalam diri wanita itu (terlukis pada bait ke 3 tentang kabut).

            Pada bait ke empat penyair dengan lantang membuka keadaan wanita bercadar dan bercelak itu tampak di rerumputan. Artinya wanita itu tengah bahagia melihat keadaan penyair. Namun sperti mana para penyair lainya, penyair ini merasa kebingungan dengan keberadaanya yang diklaim oleh wanita pernah bermimpi bertemu dengan di ilalang. Dan sampai pada bait seterusnya penyair seantiasa mengajukan pertanyaan kepada wanita bercadaar dan bercela itu.

Di sini penyair menjelaskan usia mudanya, sekaligus bertanya kenapa harus dirampas hasrat/kenginan mencintai wanita tersebut? Dikarenakan wanita yang membuat diri penyair tergila-gila itu hanya sebatas angan dan menjadi beban yang tak terpikulkan. Sementara sang perempuan itu senantiasa dapat mencurahkan dan bahkan mengelabuhi hati sang penyair. Kemudian penyair berharap masa mudanya kembali, masa di mana rindu membuatnya membabibuta oleh sang perempuan. Tapi dengan lantangnya, penyair mengajukan pertanyaan lagi, dengan maksud untuk menyatakan , kalau hanya wanita bercadar dan bercela lah yang mudah meluluhkan hatinya seumpama lilin yang terlahap oleh api yang menjadikanya meleleh habis.

Bukan seorang raja hanya sebata bulu mata saja, bulu mata yang senantiasa menempel pada ke dua mata wanita itu sebagai tanda, jika dengan ke dua matanya diri perasaan seorang penyair itu melulu, maka bisa dipastikan setatus seorang hamba (bucin) akan senantiasa kekal dan abadi dalam diri sang penyair.


Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...