Makna
Puisi “Seakan-akan Dirinya”
Karya Khudaifah El-Irjy
(كأنها)
Menarik sekali puisi ini, puisi yang
ingin menyampaikan pesan seorang laki-laki yang jatuh cinta pada perempuan yang
bercadar, yang pada kedua matanya terdapat celak dianggap dapat menjerat hati
laki-laki yang memandangnya, namun sayangnya, cela itu menjadi celaan/cemohan,
kendati demikian setiap memandang kedua matanya adalah suatu kegilaan
tersendiri. Hal ini disebabkan ada yang misteri dalam diri wanita itu (terlukis
pada bait ke 3 tentang kabut).
Pada bait ke empat penyair dengan
lantang membuka keadaan wanita bercadar dan bercelak itu tampak di rerumputan. Artinya
wanita itu tengah bahagia melihat keadaan penyair. Namun sperti mana para
penyair lainya, penyair ini merasa kebingungan dengan keberadaanya yang diklaim
oleh wanita pernah bermimpi bertemu dengan di ilalang. Dan sampai pada bait
seterusnya penyair seantiasa mengajukan pertanyaan kepada wanita bercadaar dan
bercela itu.
Di sini
penyair menjelaskan usia mudanya, sekaligus bertanya kenapa harus dirampas
hasrat/kenginan mencintai wanita tersebut? Dikarenakan wanita yang membuat diri
penyair tergila-gila itu hanya sebatas angan dan menjadi beban yang tak
terpikulkan. Sementara sang perempuan itu senantiasa dapat mencurahkan dan
bahkan mengelabuhi hati sang penyair. Kemudian penyair berharap masa mudanya
kembali, masa di mana rindu membuatnya membabibuta oleh sang perempuan. Tapi dengan
lantangnya, penyair mengajukan pertanyaan lagi, dengan maksud untuk menyatakan
, kalau hanya wanita bercadar dan bercela lah yang mudah meluluhkan hatinya
seumpama lilin yang terlahap oleh api yang menjadikanya meleleh habis.
Bukan
seorang raja hanya sebata bulu mata saja, bulu mata yang senantiasa menempel
pada ke dua mata wanita itu sebagai tanda, jika dengan ke dua matanya diri
perasaan seorang penyair itu melulu, maka bisa dipastikan setatus seorang hamba
(bucin) akan senantiasa kekal dan abadi dalam diri sang penyair.
No comments:
Post a Comment