Thursday 22 October 2020

Agama Dan Sastra

 

Agama, Bahasa, Dan Sastra



Tiga kata kunci yang dilihatnya sederhana namun menyimpan misteri yang sangat mendalam untuk dikajinya. Agama, bahasa, dan sastra pada hakikatnya merupakan tiga hal yang tak bisa kita hindari dalam keseharian hidup sebagai manusia sosial. Hal ini jika dilihat dari segi makna agama yang sering diartikan sebagai “anti kekacauan” ini pada hakikatnya ingin menyatakan bahwa agama cinta kedamaian, keindahan, dan keharmonisan dalam segala aspek apa pun. Sementara makna bahasa sering diartikan sebagai sebuah alat untuk menjalin komunikasi antar manusia dengan cara berkomunikasi dengan bahasa inilah tujuan dan keinginan manusia bisa difahami. Sedangkan prihal sastra, sastra adalah sebuah keindahan, sebuah seni, dan sebuah kajian di mana bahasa sebagai objek kajian utamanya.

Dari definis umum terkait tiga pembahasan di atas dapat diketehui bahwa agama, bahasa, dan sastra memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan sebuah keindahan yang bermaksud untuk menyampaikan pesan yang dikehendaki oleh penutur. Dalam hal ini, agama islam misalnya, agama yang al-Quran dan hadist sebagai dasar ajaranya, menghendaki sebuah bahasa mau pun sebuah karya sastra itu sama, sama-sama dalam hal menciptakan sebuah visi-misi ketauhidan, tidak menyimpang kepada ajaranya, dan lebih erat lagi menghadirkan usnur-unsur bahasa sastra yang sifatnya islami.

Adapun sastra islami memiliki ciri yang sangat umum, sehingga bisa dikatakan bahwa “selagi sebuah karya sastra tersebut dalam pandangan kaum muslim (umumnya) baik, maka karya tersebut sah-sah saja” dengan artian lain bahwa karya sastra yang tidak menyimpang pada ajaran agama islam bisa disebut sebagai karya sastra yang sifatnya islami.

Kemudia pertanyaan adalah Apakah ada karya sastra islami? Tentu jawabannya “banyak” jika mengacu kepada ciri umum di atas. Misalnya, karya Imam al-Busairy “Burdah” nya yang terkenal itu terlepas dari sebuah keindahan bahasa dan maknanya, karya Imam al-Busairy sangat dipengaruhi oleh hadirnya agama islam sehingga bisa berkontribusi dalam hal sastra yang bergnere puisi ini.

Karya sastra setelah datangnya agama islam ini khususnya setelah turunya al-Quran sangat berbeda, baik itu dari segi karakterisitik gaya bahasa mau pun temanya. Yang mulanya tema yang menonjol sebelum islam tentang al-Fakhru dan al-Hija, kemudian datangnya dan hadirnya agama islam khususnya al-Quran tema itu sirna seiring berjalan dan pesatnya kajian keislaman.

2 comments:

  1. Suka .. mantap
    Tetap y menulis ya ...
    Kritik dan saran: direvisi lebih simpel lagi agar tak banyak kata yg terulang. Thanks... Semoga sukses ..

    ReplyDelete
  2. Oh ya lagi
    .... Kurang panjang isinya gaesas

    ReplyDelete

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...