Terlintas
dalam pikiran yang kritis, tertuang dalam alur cerita di kajian ilmiah, dan
menjalar ke seluruh pandangan-pandangan para ahli bahasa. Penulis ingin sekali
menyajikan hasil baca penulis dari berbagai kitab tentang prespektif makna
dalam empat kata di atas. Yang tulisanya berbeda, namun makna sama. Apakah ada
perbedan dalam kata-kata di atas? Baik dari fungsi pemakaianya atau dari segi
makna asli?
Kendati semua bahasa itu memiliki
karakter, di antara macam-macam karakter bahasa dijumpai bahwa bahasa bersifat
arbitrer. Keabitreran bahasa harus dilandasi dengan sifat bahasa yang bernama
konvensional. Dan kekonvensional bahasa itu harus juga digandengan dengan sifat
bahasa yang lain, yaitu universal. Sehingga dalam suatu bahasa, katakanlah
bahasa Arab. Tidak akan mungkin bisa terjadi sebuah persamaan dan perbedaan
dalam suatu kata di satu bahasa, tampa melalui kareteria bahasa yang sudah
disebut diatas.
Adapun bahasa bersifat arbitrer di
sini maksdunya adalah bahasa sembarang/mana suka dalam pelafalanya. Hanya saja,
kemana sukaan bahasa disini harus bersifat konvensional/atas hasil kesepakatan
antar pemilik bahasa. Dan kekonvensional bahasa harus bersifat
alamiyah/universal adanya kesepakatan kata dalam satu bahasa bersifat alami.
Tidak ada unsur-unsur musyawarah dan lain sebagainya.
Di sini penulis
ingin membedakan empat kata dari segi fungsi penggunaannya. Dalam kitab
mu'jamul furuq abu al askari (1/390) dijelaskan perbedaan kata khoto dengan
gholat. Di dalam kitab ini gholat dan khoto meskipun sama dari makna aslinya.
Namun, dari fugsinya berbeda.
Perbedaan
antara khoto' dan gholat :
1. Gholat adalah meletakkan sesuatu pada selain tempatnya
dan bisa jadi hal itu benar menurut dia sendiri,
2. Sedangkan khoto' adalah meletakkan sesuatu tidak pada
tempatnya tetapi tidak bisa benar dalam satu wajah selamanya.
3. Gholat adalah lupa dari urutan dan ketetapan sesuatu,
4. Sedangkan khoto' adalah lupa dari melakukan sesuatu
atau meletakkan sesuatu tanpa sengaja tetapi karena tujuan lainnya.
الفرق بين
الخطأ والغلطأن الغلط هو وضع الشيء في غير موضعه، ويجوز أن يكون صواباً في نفسه،
وأما الخطأ: لا يكون صواباً على وجه أبدًا، وقال بعضهم: الغلط: أن يسهى عن ترتيب
الشيء وإحكامه، والخطأ: أن يسهى عن فعله أو أن يوقعه من غير قصد له ولكن لغيره.
Dalam kitab kitab mu'kamul furuq
(1/359) perbedaan kata nisyan dan syawhu sangat jelas. Berikut perbedaanya :
1. Nisyan hanya terjadi pada hal/sesuatu yg sebelumnya ada.
2. Syahwun bisa terjadi pada hal/sesuatu yg sebelumnya tdk ada.
الفرق بين
النسيان والسهو: أن النسيان إنما يكون عما كان، والسهو يكون عما لم يكن تقول نسيت
ما عرفته ولا يقال سهوت عما عرفته وإنما تقول سهوت عن السجود في الصلاة فتجعل
السهو بدلا عن السجود الذي لم يكن والسهو والمسهو عنه يتعاقبان، وفرق آخر أن
الانسان إنما ينسى ما كان ذاكرا له، والسهو يكون عن ذكر وعن غيرذكر لانه خفاء
المعنى بما يمتنع به إدراكه، وفرق آخر وهو أن الشئ الواحد محال أن يسهى عنه في وقت
ولا يسهى عنه في وقت آخر وإنما يسهى في وقت آخر عن مثله ويجوز أن ينسى الشئ الواحد
في وقت ويذكره في وقت آخر.
Dalam kitab lain dijelaskan, kitab roddul mukhtar
(1/165) pengertian syahwan dan nisyan sebagai berikut :
1. Tidak adanya perbedaan di antara dua kalimat tersebut
menurut pakar fiqhi, ushul
dan ahli bahasa.
2. Syahwun hilangnya bentuk dari pengetahuan yang
ditemukan tapi bentuk tersebut masih tetap ada dalam ingatan.
3. Nisyan adalah hilangnya bentuk dari pengetahuan juga
ingatan, dan untuk mengembalikanya butuh sebab baru.
4. Nisyan adalah tidak ingat kepada sesuatu yang
sebelumnya diingat
5. Syahwan adalah lupa dari sesuatu yang sebelumnya
diingat atau yang sebelumnya tidak ada.
Bisa dikatakan dalam sebuah contoh : nasitu (aku lupa) pada apa yg telah ku
ketahui " tapi tdk bisa engkau berkata : " sahautu (aku lupa) dari
hal yg telah ku ketahui " engkau bisa berkata " sahautu (aku lupa)
dari sujud di dalam sholat " disitu sahwun sebagai gantinya sujud yg
sebelumnya tdk ada.
واختلف في
الفرق بين السهو والنسيان ، ففي شرح التحرير لابن أمير حاج : ذهب الفقهاء
والأصوليون وأهل اللغة إلى عدم الفرق . وفرق الحكماء بأن السهو زوال الصورة عن
المدركة مع بقائها في الحافظة ، والنسيان زوالها عنهما معا ، فيحتاج في حصولها إلى
سبب جديد . وقيل النسيان عدم ذكر ما كان مذكورا . والسهو غفلة عما كان مذكورا أو
ما لم يكن ، فالنسيان أخص منه مطلقا . ا هـ
فقد جاء
في حاشية العدوي على الخرشي تعريف الغلط : بأنه تصور الشيء على خلاف ما هو عليه (
1 ) . وقريب من هذا التعريف ما قاله الليث : إنه أي الغلط كل شيء يعيا
الإنسان عن جهة صوابه من غير تعمد ( 2 ) . وهذا هو معنى الخطأ بعينه . وذكر
بعض المالكية : فرقا بين الخطأ والغلط وهو أن متعلق الخطأ الجنان ، ومتعلق الغلط
اللسان ( 3 ) . ولكنهم قالوا يأتي الغلط بمعنى الخطأ ويأخذ حكمه . قال
الدسوقي في حاشيته : في الحنث بالغلط أي : اللساني نظر ، والصواب عدم الحنث فيه ،
وما وقع في كلامهم من الحنث بالغلط ، فالمراد به الغلط الجنائي الذي هو الخطأ ،
كحلفه أن لا يكلم زيدا ، فكلمه معتقدا أنه عمرو ، وكحلفه لا أذكر فلانا فذكره ،
لظنه أنه غير الاسم المحلوف عليه ( 4 ) . وفرق أبو هلال العسكري بين الخطأ
والغلط فقال : إن الغلط هو وضع الشيء في غير موضعه ، ويجوز أن يكون صوابا في نفسه
، والخطأ لا يكون صوابا على وجه
ثم قال :
وقال بعضهم : الغلط أن يسهى ترتيب الشيء وأحكامه ، والخطأ أن يسهى عن فعله ، أو أن
يوقعه من غير قصد له ولكن لغيره ( 1 ) . وهذا البحث يشمل مصطلحي ( خطأ ، وغلط
) باعتبارهما يردان على معنى واحد كما هو اصطلاح جمهور الفقهاء فإنهم يعبرون عما
يجري على اللسان من غير قصد بلفظ الخطأ ، كما في بيع المخطئ وطلاقه
. والمالكية يعبرون عما يتعلق بالاعتقاد بلفظة الغلط ، كما في الغلط في
المبيع ، وتأتي تعبيراتهم مختلفة أحيانا ، فمنهم من يعبر بلفظة الخطأ ، ومنهم من
يعبر عن ذات المسألة بلفظة الغلط ، كما في الحج والوقوف بعرفة ، وفي كثير من
المسائل كمسائل الشهادة والرجوع عنها .
الألفاظ
ذات الصلة : أ - النسيان والسهو والغفلة والذهول : 4 - هذه الألفاظ
متقاربة في المعنى عند الفقهاء والأصوليين . فقد نقل ابن عابدين عن شرح
التحرير اتفاقهم على عدم الفرق بين السهو والنسيان . وقال ابن نجيم : المعتمد
أنهما مترادفان ( 2 ) .
وصرح
البيجوري بأن السهو مرادف للغفلة ، وأما الذهول فمن العلماء من جعله مساويا للغفلة
، ومنهم من جعله أعم منها ، ومنهم من جعله أخص ، وجميع هذه الألفاظ ترجع إلى عيوب
في الإرادة لمن فاتها العلم ، وما كان منافيا للعلم كان منافيا للإرادة ، وصلتها
بالخطأ أنها أسباب تؤدي إليه والخطأ ينتج عنها ( 1 )
Bisa disimpulkan, bahwa di antara
empat lafad di atas meskipun sama dari segi makna, “lupa” namun, dari segi
fungsinya memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Berikut rangkumanya :
·
Gholat
adalah lupa dari urutan dan ketetapan sesuatu,
·
Sedangkan
khoto' adalah lupa dari melakukan sesuatu atau meletakkan sesuatu tanpa sengaja
tetapi karena tujuan lainnya.
·
Nisyan
adalah lupa dari sesuatu yang sebelumnya diingat
·
Syahwan adalah
lupa dari sesuatu yang sebelumnya diingat atau yang sebelumnya tidak ada.
Antara gholat dan khoto’ sisi perbedaanya terletak
dari umum dan khususnya dalam segi kelupaannya. Kalau khoto lupanya hanya tanpa
disengaja. Sedangkan gholat bisa dipakai sengaja atau tidaknya lupa tersebut. Sedangkan,
antara nisyan dengan syahwan sisi perbedaanya terletak dari umum dan khususnya
darim segi kelupaannya dalam ada dan tidak adanya pengetahuan.
Demikian selayang
pandang penulis tentang analisis Anilisis
Lintas Ahli Dalam Kalimat Nisyan, Khoto, Gholat, Dan Syahwun. Selamat berproses
dan berprogres....!!!
No comments:
Post a Comment