Wednesday 27 September 2017

Rokok; anatara Mematikan dan Menghidupkan?

Mematikan atau Menghidupkan?


            Sebelum dan sesudahnya, mungkin penulis terlalu naif untuk membahas persoalan seputar rokok ini. Karena banyak alasan tersendiri ketika penulis mengarang karya ini dengan judul tema “Rokok Mematikan Or Menghidupkan?”. Di anatara dari sekian banyak alasan penulis adalah penulis ikut prihatin terhadap diri penulis pribadi dan umumnya untuk teman-teman yang merokok hanya sebagai ajang gaya-gaya atau sebagai ke laki-lakian dirinya. Hal ini, penulis bukan hanya sering menjumpai, bahkan penulis sendiri sudah mengobservasi terhadap dampak suatu lingkungan yang mana di dalamnya dihuni oleh para penghisap berat, semantara hisapan dan sisa-sisa putung rokoknya hanya sebagai ajang perlombaan untuk dikatakannya atau dinisbatkannya kepada dirinya “Ahli Hisab”. Tentunya, tingkahlaku yang demikian kurang tepat atas dimubahkannya merokok dalam jati diri seseorang.

            Terlebih ketika maraknya judul buku yang diterbitkan dengan judul-judul yang membuat para ahli hisab gelisah atas kehdairan buku tersebut. Sebut saja, buku karyanya Ahmad Rifai, Merokok Haram, Jumali, Merokok Memang Nikmat, Tapi Berhenti Dari Rokok Jauh Lebih Nikmat, dan Pembunuh Berbahaya Itu Bersama Rokok, Muhammad Jaya. Buku-buku beserta judulnya tersebut memberikan kegelisahan bagi sebagian para ahli hisab ketika membaca judulnya. Itupun masih belum ke dalam akar permasalahan satu-persatu yang ada dalam buku tersebut. Namun di sisi lain, ada pula buku-buku yang memiliki judul untuk memberikan senyuma kecil untuk kaum hisapawan. Salah satunya adalah; karya yang diterbitkan oleh salah satu ormas terbesar di Indonesia (NU) dengan judul “NU Smoking Kdaulatan Islam Nusantara dalam Fatwa Kretek” dan karya Sykah Ihsan Jampes, “Kitab Kopi dan Rokok” dari dua karya ini, penulis mendapatkan kesmipulan dengan amat cermat bahwa setiap sesuatu yang ada di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif. Smntra dalam bukunya syakh Ihsan Jampes, Memberikan beberapa rincian hukum prihal Rokok tersebut dan salah satu manfaat juga negatifnya.



            Asumsi Jumhurul Ulama lebih condong terhadap sisi negatif yang ada dalam rokok sementara sedikit sekali Ulama yang mengatakan ada sisi positif yang terkandung dalam zat kiamia tersebut. Namun, sekali lagi ingin penulis sampaikan kalaupun mereka berbeda-beda dalam berpandangan dalam suatu pengambilan hukumnya, tentunya tidak pernah lepas dengan apa yang sudah mereka pertimbangkan secara dalam dan sesuai dengan observasi yang mereka lakukan.

            Rokok kadang diamini, kadang pula ditolak. Karena alasan-alasa yang logis tentunya. Namun, Untuk memasuki sub-tema di atas penulis memang sengaja menaruhnya di belakang sebagai penjelasan akhir dari artikel ini.


            Mematikan Or Memberi inspirasi bagi penikmatnya? Untuk memnjawab pertannyaan ini sebenarnya sangat mudah. Yang peratam, penulis menggunakan pendektan medis. Dimana medis menilai rokok adalah wabah bencana bagi generasi selanjutnya. Karena, sudah banyak bukti kalau anak bangsa 75 % mati disebabkan perokok aktif. Baik itu berupa penyakit kangker maupun penyakit-penyakit lainnya. Sementara kaum yang mengatakan rokok adalah inspirasi adalah sebuah landasan yang menggunakan pendekatan “sensasi semata” tidak ada teori logis untuk mendukung kalau merokok itu dapat memberik inpirasi bagi pecandunya. Lalu kenapa perokok aktif memiliki asumsi demikian? Menurut pengalaman penulis (Penulis Perokok Aktif dan Salah Satu yang Mengatakan Ungkapan di atas) adalah karena rokok memiliki nikotin sebagai zat kimia yang dapat memberikan para penghisapawan menjadi pecandu. Sebagaimana yang di ketahui oleh orang banyak, bahwa setiap sesuatu yang dapat mencandukan seseorang. Maka, akan menjadikan orang tersebut tidak pernah bisa lepas dengan rokok. Kalau pun bisa, mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya, banyak oranya mencintai wanita tidak bisa beripisah dengan wanita yang ia cinta. Salah satu alasannya adalah karena sang laki tersebut sudah kecanduan dengan cinta, cinta kepada wanita yang ia cintai. Sama halnya dengan perokok aktif.


Wallahu A’lam Bimuradih

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...