Wednesday, 27 September 2017

Prosa Arab Masa Jahiliyah dalam Pandangan Aliran San'ah

Prosa Jahiliya


          Prosa adalah suatu ungkapan yang tidak bernadham, berwazan, dan beqofiyah. Adapaun perosa terbagi menjadi dua macam bagian; yang pertama adalah perosa biasa dan prosa seni (sastra). Prosa biasa sering disebut dengan istilah “al-Thakhotub” yang mana dalam prosa ini tidak memiliki nilai sastra kecuali di contoh-contoh kalimat hikmah, itupun jarang yang memiliki kandungan sastra. berbeda halnya dengan prosa sastra, prosa yang mana para pendahulu sering menggunakanya dengan bahasa-bahasa balgha, sastra, dan ungkapan-ungkapan yang berbau sastra di dalamnya. Prosa ini, memiliki dua pembahasan. Yaitu biasanya ada pada khitabah dan tulisan sastra. itulah sebabnya, prosa tersebut disebut dengan istilah prosa sastra. prosa yang mana di dalamnya mengandung cerita-cerita seperti mana surat-surat sastra yang ditulis dengan sebuah tinta tangan.

            Jika flash back ke masa jahiliyah, maka akan dijumpai macam perosa sastra ini berkecimpung di dunia arab. Karena orang arab jahiliyah sangat menyukai sejarah dan cerita-cerita. Semisal cerita kuda-kuda, persoalan-persoaln, dan raja-raja mereka. Begitu juga dalam sebuah sirah nabawiyah, nadru bin haris al-Makky, menceritakan kepada kaum qurais tentang pahlawan-pahlawan pemberani semisal rustam dan isfindiyari. Dan paling banyak cerita dalam cerita-cerita mereka adalah  tentang kesehariannya dan peperangan mereka di masa jahiliyah. Seperti mana tercover dalam dalam buku Sarhul Naqoid, karya abu ubaidah, buku al-Aghany, karya Abu Farji al-Asbahany. Dan para ahli bahasa dan sastra sudah membaca kedua kitab tersebut yang mana di dalamnya mengandung penjelasan tentang “kehidupan orang arab jahiliyah dan peperangan mereka”. Seperti mana yang tertera dalam sebuah karyanya, ibnu Abd Rabah, karya sangat dikenal adalah “al-Aqdul farid”, begitu juga dengan karyanya, ibn Astir “al-Kamil, dan Midany di bagian ke-29 dalam kitabnya “majmaul amsal”.
            Pada masa ini, masa jahiliyah sangat jarang dijumpai kaum arab jahiliyah mampu menulis bahkan sampai pada masa antara hampir datangnya Islam mereka semua masih buta dengan yang namanya tulis-menulis dengan bahasa arab. Itulah sebabnya, tidak dibenarkan sebuah kejadian yang dikatakan oleh Hisam bin Muhammad al-Kalby, kalau dirinya menjumpai sebuah sebagian dari pada tumpukan kertas tentang kaum Arab di sebuah gereja.  Kisah seorang wanita yang bernama “Zanubia” yang dia jempuai dengan tulisan Arab di dalam tumupkan kertas tersebut. Padahal,  tumpuka tersebut ditulis dengan bahasa Suryani.

            Hingga pada masa Islam datang, yang memberikan titik pencerahan terhadap bahasanya dan melahirkan sebuah juru tulis handal seperti; Handhlah bin Rabi’i sebagai juru tulis Nabi Muhammad, dan masih banyak lagi juru tulis Nabi. Sementra dari kaum baduwi, Aksam bin Soyfi dan Hakim Tamim, dari kaum penyair, Bhakar dan Labid bin rabiah.

             

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...