Antara Cinta Dan Luka
Embun pagi menyapa dengan hangat
Linglung sudah aku berdiri sendiri
Menunggu sandaran tiada jera
Entah kemana ia pergi?
Aku mengerti,
Aku pula sudah memahami
Hasil akhir, menuntutku untuk berhenti
Berhenti dari lukanya cinta yang berduri
Memang, cinta dan luka tak terpisahkan
Layaknya, embun pagi dengan mentari
Tapi, aku tetap berharap
Di suatu saat nanti...
Menanti, hal yang tak akan pasti
Ia berlawan dengan embun pagi
Pula mentari yang merembas di pagi hari
Tak akan sama, bahkan tak akan serupa
Bagaimana kau bertahan?
Sementara mentari tak sama
Bagaimana aku kuat?
Sementara mebun pagi tak serupa
Ia memang,
penantian adalah buah dusta yang terulur alur
terulur rapi, terbungkus alur berduri
aku pergi, tinggalkan aku sendiri
No comments:
Post a Comment