Thursday, 30 March 2017

Analisis Sisi Intrinsik Dan Ekstrinsik Dalam Cerpen Seorang Laki-laki Dan Kelinci

Analisis Sisi Intrinsik Dan Ekstrinsik Dalam Cerpen
Seorang Laki-laki Dan Kelinci



A.    Unsur-unsur Intrinsik

Berbicara unsur intrinsik, tentunya akan ada beberapa unsur yang harus dibahas di dalamnya, antara lain adalah Tema, Alur cerita, Penokohan, Latar, Diksi, Amanat, dan Ending cerita. Adapun unsur intrinsik dalam cerpen Seorang Laki-laki Dan Kelinci sebagaimana berikut:

1.      Tema
Tema adalah  sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah Perjuangan, Pengorbanan dan Penderitaan.
2.      Alur Cerita
Rangkaian cerita yang disusun secara  runtut.  Alur cerita bisa maju maupun mundur.
Alur yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah maju.
3.      Penokohan
Adalah gambaran sifat/watak tokoh cerita. Berdasarkan sifatnya, tokoh cerita ada dua, antagonis dan protagonist. Antagonis  adalah tokoh jahat, sedangkan protagonist adalah tokoh berskarakter baik. 
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah:
·         Syahat
Perihatin
Hal ini tertuang dalam kalimat “Syahat, anaknya yang kecil berteriak minta tolong”.
·         Latifah
Periang
Hal ini tertuang dalam kalimat “Latifah gembira sekali melihat kelinci itu”.
·         Abdullah Saruji
Tegar
Hal ini tertuang dalam kalimat “Kesabaranlah yang membuat dirinya masih bertahan”.
·         Najyah
Bijak
Hal ini tertuang dalam kalimat “Gizi yang baik menguatkan tulang-tulang dan menyehatkan badan. Tulang dan badan yang sehat akan menguatkan cita-cita dan harapan”.
·         Tukang Cukur
Penolong
Hal ini tertuang dalam kalimat “Seorang tukang cukur yang berada di antara mereka, tampil untuk menolong”.
·         4.      Latar
Tempat dan waktu terjadinya cerita :
·         Rumah Abdullah
Hal ini tertuang dalam kalimat “Disanalah rumah Abdullah”.
·         Pasar Khamis
Hal ini tertuang dalam kalimat “lalu dijual kepasar khamis”.
·         Desa Lorong
Hal ini tertuang dalam kalimat “Warga lorong itu merasa sedih melihat kondisi Abdullah”.
·         Sore Hari
Hal ini tertuang dalam kalimat “Matahari dengan ronanya yang pucat semakin condong kebarat”.

·         5.      Diksi

Diksi, dalam arti aslinya, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
Diksi yang digunakan sangat familiar, baik itu kalangan orang awam maupun orang akademika.
6.      Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Di dalam novel ini amanat yang dipergunakan adalah secara implisit yaitu pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung.

Amanat yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah Jangan pernah mengeluh, walaupun ditimpa dengan beberapa ujian dan cobaan. Karena, sesuatu yang mungkin di anggap buruk oleh kamu, belum tentu buruk di mata orang lain. Begitu juga, di mata Allah.
7.      Berakhir/Ending
Ending adalah impresi klimaks dari sebuah novel.

Akhir dari cerita ini adalah duka lara. Karena sosok suami yang diperjuangkan untuk bertahan hidup bersamanya, meninggalkan dirinya atas penderitaan sakit yang komplekasi.

B.     Unsur-unsur Ekstrinsik

Berbicara unsur Ekstrinsik, tentunya akan ada beberapa unsur yang harus dibahas di dalamnya, antara lain adalah latar belakang pengarang, keagamaan, politik, sitausi sosial, dan nilai dalam cerita. Adapun unsur Ekstrinsik dalam cerpen Seorang Laki-laki Dan Kelinci sebagaimana berikut:

1.    Latar Belakang Pengarang

Najib kailani adalah sosok sastrawan terkemuka di dunia sastra Arab. Beliau berkebangsaan Mesir. Beliau bukan hanya sebagai sastrawan ulung, jauh dari itu, beliau dikenal sebagai dokter yang memang diakui beliau adalah sosok ilmuwan. Di sisi lain, beliau sudah menghafal al-Quran ketika dirinya masih berusia remaja.[1]

2.    Keagamaan

Melihat dirinya dari sisi keagamaanya tidak lagi bisa diragukan adanya. Najib kailani yang dikenal sebagai sastrawan dan ilmuan itu, ternyata bukan hanya dikenal sebagai sastrawan saja. Kehidupan beliau dalam beragama sangatlah kental. Hal ini bisa dilihat dalam beberapa karyanya beliau yang memang berbau agamis. Salah satunya adalah “al-Kabuus” yang di alih bahasakan oleh Zuriyati.

3.    Politik




4.    Situasi Sosial

Sebagaimana kaparahnya, sebuah karya sastra tidak akan lepas dengan sebuah konteks keadaan pengarang. Di sini, pengarang menyadurkan sebuah karya yang memang melawan sebuah keadaan pada waktu di mana adanya tayangan-tayangan yang mengumbar nafsu, pembelaan berlebihan kepada goyang erotis di panggung dan mudahnya mendapatkan tayangan porno dipinggir jalan merupakan gejala yang selalu pro dan kontra.[2] Berangkat dari kondisi sosial ini, Najib kailani menyadurkan kumpulan cerpen yang berabau ukhrawi. Tidak lepas dengan sebuah adanya keinginan untuk merubah tran yang kurang baik ini, maka sudah semestinya buku menggambarkan sebagian besar di dalamnya tentang suasana akhirat.

5.    Nilai Dalam Cerita

Untuk menilai sebuah cerita dalam karya sastra, sebenarnya tergantung pada orang yang menjilat karya sastra tersebut. Dalam pandang penulis, Nilai dalam cerita pendek yang berjudul “seorang laki-laki dan kelinci” adalah bernila Ukhrawi. Di mana sosok abdullah yang kenginannya ingin mengikuti jejak Nabi Ayyub dan Nabi Yusuf. Yang ditimpa musibah berupa penyakit yang jarang orang tahu untuk mencari obat penwarnya untuk Nabi Ayyub dan selama tujuh tahun diam dalam jeruju besi untuk Nabi Yusuf merupakan gambaran besar kalau dalam cerpen tersebut memiliki nilai akhirat.



















[1] Kata pengantar dalam buku “Halusinasi”. Hlm, vii.
[2] Kata pengantar dalam buku “Halusinasi”. Hlm vi.

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...