Analisis Sisi Intrinsik
Dan Ekstrinsik Dalam Cerpen
Seorang Laki-laki Dan Kelinci
A.
Unsur-unsur Intrinsik
Berbicara unsur
intrinsik, tentunya akan ada beberapa unsur yang harus dibahas di dalamnya,
antara lain adalah Tema, Alur cerita, Penokohan, Latar, Diksi, Amanat, dan
Ending cerita. Adapun unsur intrinsik dalam cerpen Seorang Laki-laki Dan
Kelinci sebagaimana berikut:
1. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi
pokok masalah dalam cerita. Tema yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan
(Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah Perjuangan, Pengorbanan dan Penderitaan.
2. Alur Cerita
Rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita bisa
maju maupun mundur.
Alur yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah
maju.
3. Penokohan
Adalah gambaran sifat/watak tokoh cerita. Berdasarkan sifatnya, tokoh
cerita ada dua, antagonis dan protagonist. Antagonis adalah tokoh jahat,
sedangkan protagonist adalah tokoh berskarakter baik.
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen
ke-9 adalah:
·
Syahat
Perihatin
Hal ini tertuang dalam kalimat “Syahat, anaknya yang kecil berteriak minta
tolong”.
·
Latifah
Periang
Hal ini tertuang dalam kalimat “Latifah gembira sekali melihat kelinci
itu”.
·
Abdullah Saruji
Tegar
Hal ini tertuang dalam kalimat “Kesabaranlah yang membuat dirinya masih bertahan”.
Hal ini tertuang dalam kalimat “Kesabaranlah yang membuat dirinya masih bertahan”.
·
Najyah
Bijak
Hal ini tertuang dalam kalimat “Gizi yang baik menguatkan tulang-tulang dan menyehatkan badan. Tulang dan badan yang sehat akan menguatkan cita-cita dan harapan”.
Hal ini tertuang dalam kalimat “Gizi yang baik menguatkan tulang-tulang dan menyehatkan badan. Tulang dan badan yang sehat akan menguatkan cita-cita dan harapan”.
·
Tukang Cukur
Penolong
Hal ini tertuang dalam kalimat “Seorang tukang cukur yang berada di antara
mereka, tampil untuk menolong”.
· 4. Latar
Tempat dan waktu terjadinya cerita :
Tempat dan waktu terjadinya cerita :
·
Rumah Abdullah
Hal ini tertuang dalam kalimat “Disanalah rumah Abdullah”.
·
Pasar Khamis
Hal ini tertuang dalam kalimat “lalu dijual kepasar khamis”.
·
Desa Lorong
Hal ini tertuang dalam kalimat “Warga lorong itu merasa sedih melihat
kondisi Abdullah”.
·
Sore Hari
Hal ini tertuang dalam kalimat “Matahari dengan ronanya yang pucat semakin
condong kebarat”.
· 5. Diksi
Diksi, dalam arti aslinya, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara.
Diksi yang digunakan sangat familiar, baik itu kalangan orang awam maupun
orang akademika.
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Di
dalam novel ini amanat yang dipergunakan adalah secara implisit yaitu pengarang
mengemukakan pesannya secara tidak langsung.
Amanat yang terdapat dalam Kumpulan Cerpan (Al-Kabuus) pada cerpen ke-9 adalah
Jangan pernah mengeluh, walaupun ditimpa dengan beberapa ujian dan cobaan.
Karena, sesuatu yang mungkin di anggap buruk oleh kamu, belum tentu buruk di
mata orang lain. Begitu juga, di mata Allah.
7. Berakhir/Ending
Ending adalah impresi klimaks dari sebuah novel.
Akhir dari cerita ini adalah duka lara. Karena sosok suami yang
diperjuangkan untuk bertahan hidup bersamanya, meninggalkan dirinya atas
penderitaan sakit yang komplekasi.
B.
Unsur-unsur Ekstrinsik
Berbicara unsur
Ekstrinsik, tentunya akan ada beberapa unsur yang harus dibahas di dalamnya,
antara lain adalah latar belakang pengarang, keagamaan, politik, sitausi
sosial, dan nilai dalam cerita. Adapun unsur Ekstrinsik dalam cerpen Seorang
Laki-laki Dan Kelinci sebagaimana berikut:
1. Latar Belakang Pengarang
Najib kailani adalah
sosok sastrawan terkemuka di dunia sastra Arab. Beliau berkebangsaan Mesir.
Beliau bukan hanya sebagai sastrawan ulung, jauh dari itu, beliau dikenal
sebagai dokter yang memang diakui beliau adalah sosok ilmuwan. Di sisi lain,
beliau sudah menghafal al-Quran ketika dirinya masih berusia remaja.[1]
2. Keagamaan
Melihat dirinya dari
sisi keagamaanya tidak lagi bisa diragukan adanya. Najib kailani yang dikenal
sebagai sastrawan dan ilmuan itu, ternyata bukan hanya dikenal sebagai
sastrawan saja. Kehidupan beliau dalam beragama sangatlah kental. Hal ini bisa
dilihat dalam beberapa karyanya beliau yang memang berbau agamis. Salah satunya
adalah “al-Kabuus” yang di alih bahasakan oleh Zuriyati.
3. Politik
4. Situasi Sosial
Sebagaimana kaparahnya,
sebuah karya sastra tidak akan lepas dengan sebuah konteks keadaan pengarang.
Di sini, pengarang menyadurkan sebuah karya yang memang melawan sebuah keadaan
pada waktu di mana adanya tayangan-tayangan yang mengumbar nafsu, pembelaan
berlebihan kepada goyang erotis di panggung dan mudahnya mendapatkan tayangan
porno dipinggir jalan merupakan gejala yang selalu pro dan kontra.[2]
Berangkat dari kondisi sosial ini, Najib kailani menyadurkan kumpulan cerpen
yang berabau ukhrawi. Tidak lepas dengan sebuah adanya keinginan untuk merubah
tran yang kurang baik ini, maka sudah semestinya buku menggambarkan sebagian
besar di dalamnya tentang suasana akhirat.
5. Nilai Dalam Cerita
Untuk menilai sebuah cerita dalam karya sastra, sebenarnya
tergantung pada orang yang menjilat karya sastra tersebut. Dalam pandang
penulis, Nilai dalam cerita pendek yang berjudul “seorang laki-laki dan
kelinci” adalah bernila Ukhrawi. Di mana sosok abdullah yang kenginannya
ingin mengikuti jejak Nabi Ayyub dan Nabi Yusuf. Yang ditimpa musibah berupa
penyakit yang jarang orang tahu untuk mencari obat penwarnya untuk Nabi Ayyub
dan selama tujuh tahun diam dalam jeruju besi untuk Nabi Yusuf merupakan
gambaran besar kalau dalam cerpen tersebut memiliki nilai akhirat.
No comments:
Post a Comment