Wednesday 8 March 2017

Belutin Senja Dalam Prespektif Penulis

Buletin Inspirasiku


          Media cetak yang berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok  profesi tertentu. Demikian pengertian buletin dalam pandangan KBBI. Dalam pengertian ini, buletin merupakan suatu media cetak yang mana di dalamnya memuat suatu kabar yang singkat. Itulah sebabnya, buletin sering kali digunakan sebagai sumber inspirasi para kaum organisatoris untuk menuangkan sambung lidah mereka. Perlu diakui, disamping di dalamnya terdapat kabar atau informasi singkat, baik itu berupa opini, artikel, dan sebagainya, di sisi yang lain, buletin merupakan wadah inspirasi, di mana wujud karya para penulis singkat dalam mengembangkan tulisannya di dunia tulis-menulis. Dan hal ini biasanya, ada pada suatu lembaga atau organsasi tertentu.

            Katakanlah “HMI”, di organisasi ini, khususnya di kelas komisariat sudah membuka peluang bagi para kader-kadernya untuk menungkan isnpirasi mereka dalam wadah yang acapkali dikatakan sebagai “Buletin Senja”. Buletin yang dijadikan sebagai wadah ini, bukan hanya untuk dibaca, dan dikarang, atau pun untuk dilihat, jauh dari harapan, buletin di adakan untuk membuka sebuah suber keilmuan yang seringkali disebut dengan istilah “Inspirasi”. Nampaknya, adanya buletin ini dikelas komisariat merupakan sebuah terobosan baru untuk menuangkan tinta karya dari masing-masing kader-HMI.

            Buletin senja yang diadakan oleh kader-HMI komisariat FAH ini sepertinya sudah menjadi rutinitas ke-seharian, bahkan menjadi bahan makanan lahap, siap santap untuk mewadahi semua atau seluruh kader-HMI yang dibawah nangungan KOFAH. Hanya saja, sayangnya, masih banyak para kader-HMI khusunya di KOFAH menutup mata atas kehadiran wadah yang sangat mendukung para kader untuk berkarya, berimajinasi, dan berinpirasi untuk menungkan semua tiga karakter tersebut kepada suatu wadah yang dinamakan buletin senja ini.

            Itulah sebabnya, ketika para kader sudah buntu untuk mencari bimbingan perihal jurnalistik, maka jalan satu-satunya adalah buletin senja membuka secara leluasa untuk para kader-HMI KOFAh agar turut serta mengikuti kegiatan tulis-menulis dalam prespektif jurnalistik. Kiranya, sukar untuk dikatakan bahwa hadirnya buletin ini sebagai ajang unjuk gigi ataupun ajang kepintaran. Karena bagaimanapun, diadakanya sebuah wadah bukan untuk dilihat dan bukan hanya diisi, jauh lebih penting dari pada itu adalah merajut benang keilmuan antar satu dengan yang lain. Hal inilah yang mengantarkan penulis untuk mendaftarkan diri sebagai calon kandidat buletin senja ini. Namun, dengan tidak menutup mata. Buletin senja sebagi sumber inpirasi penulis untuk berkarya, berdiskusi, dan sperti mana yang penulis sampaikan di muka, untuk merajut benang keilmuan antar satu dan lainnya.



            Kiranya, tepat kali ketika penulis sampaikan dengan mengutip kata dari sebuah sastrawan ulung dan pakar tafsir, Mahmud abbas al-Aqqad mengatakan bahwa, suatu karya bisa dibaca oleh orang lain, ketika karya tersebut pernah dijadikan bahan kajian oleh orang lain”. Di buletin inilah harapan penulis untuk bisa mengkaji sebuah karya orang lain, agar bisa dibaca orang lain pula. Atau dengan sederhananya, karya penulis sendiri, dikaji oleh orang lain untuk kritiki agar bisa dibaca oleh orang lain.

            Itulah sebabnya, salah satu pakar filsuf berdauh “aku tidak akan membaca seblum aku bertaya kepada diriku. Mengapa penulis karya ini mengarang judul ini?”. Spertinya, jika dipadukan dengan apa yang dikatakan oleh ahli tafsir di atas sangatlah tepat, bahwa sebuah karya seseorang itu bukan hanya untuk dibaca, apalagi hanya dilihat, bahkan diwajibkan untuk dipikirkan terlebih dahulu sebelum dibaca.

            Sejuta harapan penulis gantungkan kepada tim redaksi senja, agar mendengar suara jeritan penulis di tengah-tengah lahan yang kosong. Penulis gantungkan bukan berati penulis ingin bergantung, apalagi bersandar. Yang penulis inginkan hanya sebatas gelas kosong yang siap bagi tim redaksi untuk mengisi gelas dengan fullnya air. Dengan ini penulis pasrah, bukan berarti tunduk. Hanya saja, isilah gelas itu dengan sejuta warna air, karena penulis adalah salah satu tipe orang yang haus akan keilmuan.

            Demikian selayang pandang penulis mengenai buletin inpirasiku. Penulis merindukan pena yang bernari-nari di atas kertas yang putih. Di tungakan dengan sejuta asa dan harapan dan menguak sejuta citra rasa insan cita.


No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...