Wednesday, 18 January 2017

Stimulus Al-Qur’an Terhadap Teori Evolusi Darwin

Respon Al-Qur’an Terhadap Teori Evolusi Darwin


          Teori evolusi sebagai cikal bakal adanya konflik antar agama, yang mengikut sertakan pihak satu dengan yang lainya. Hingga, pada waktu tertentu. Teori ini ingin dibubarkan secara paksa. Kendati, tidak sesuai dengan penemuan mutakhir kini. Ada yang mendukung, ada pula yang menentang arus laju keberadaan teori tersebut. Di sini, penulis ingin menyajikan kepada pembaca yang budiman tentang, bagaiaman respon tanggap (stimulus) al-Qur’an terhadap teori evolusi Darwin. Apakah teori ini sesuai dengan doktrin yang diajarkan oleh al-Qur’an atau sebaliknya?
            Kiranya, jika penulis katakan dengan jujur, teramat sulit untuk membawa judul ini menjadi sebuah pembahasan atau topik memuak tabir kebenaran. Hanya saja, penulis mencoba dan berusaha dengan semaksimal mungkin (sesuai dengan apa yang penulis ketahui) dari berbagai buku yang sempat menjadikan penulis risih untuk mengarah judul ini dan diangkat sebagai topik pembahasan yang sempat menghangat dikalangan orang terpelajar hingga orang awam.
            Teori yang sempat menarik perhatian pablik ini ternyata masih memberikan ghiroh semangat kepada kaum muda yang berintlektual untuk mengkajianya. Kendati, semua karya ilmiah bersifat nisbi. Tidak akan abadi kebenarannya jika masih mengikuti putaran roda ke modernisasian dalam dunia akademika khususnya. Tidak jarang dijumpai teori yang sudah pakem di masa dulu kala, dipatahkan dengan teori yang baru ditemukan pada akhir-akhir ini. Oleh sebab itu, sebelum mengkaji lebih dalam akan bagaimana respon tanggap al-Qur’an kepada teori Charles Darwin ini, alangkah baiknya menoleh terlebih dahulu kepada apa yang dimaksud dengan teori ervolusi tersebut? Bagaimana tanggapan sementara cendikiwan muslim tentang teori tersebut? Baik yang Pro maupun yang Kontra.
            Teori Evolusi adalah proses perubahan mahluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Manusia dalam pandangan teori evolusi Darwin dikatakan sebagai, kera yang berproses menjadi manusia yang membutuhkan waktu secara lama dan lambat dalam pembentukkannya. Tentunya sudah melewati berbagai macam spesies, sehingga menjadi manusia yang utuh. Dalam bahasa lainya, dari wujud terendah menajdi wujud yang mulia.  
            Dari teori ini, Charles Darwin (1809-1882) ditahbiskan sebagai salah satu saintis terpenting yang tak akan lekang oleh waktu dan tak akan pupus oleh zaman. Ia juga menjadi sosok kontrovesial dalam sejarah manusia- kadang dipuja pahlawan oleh banyak orang, begitu juga, kadang dinistakan oleh banyak orang karena dianggap iblis perusak iman kepada Tuhan dan ide pencipta. Akan tetapi, jika tidak sukar dikatakan, Charles Darwin dikuburkan ketika wafatnya ditempat yang sangat terhormat “Westminster Abbey”.


            Seperti mana dikatakan barusan, teori ini ada yang menyangjung, juga ada pula yang menistakan. Yang menyangjung  yang disertai dengan bukti-bukti ilmiah salah satunya adalah Nidhal Guessoum, dalam bukunya “islam dan sains modern” mengatakan bahwa “sebenarnya, sudah sejak dulu  manusia disamakan dengan “orang utan” dan sejenis kera lainnya. Misalnya saja, istilah “orang utan” berasal dari kata Melayu orang, yang berarti ‘manusia’, dan utan berarti ‘hutan’. Selain itu, para ahli genetik modern berhasil membuktikan, bahwa rasio perbedaan antara DNA manusia dengan DNA simpanse sekitar 1 persen saja. Rasio perbedaan DNA tersebut sedikit lebih besar antara manusia dan gorila, dan semakin jauh berbeda antara manusia dengan orang utan, babun dan sepesies-sepesies yang berfamili lain”. Francisco Ayla menyimpulkan dengan secara apik sekali tentang teori ini, “Dalam beberapa aspek biologis, manusia sangat serupa dengan kera, tetapi dalam beberapa aspek biologis yang lain, manusia sangatlah berbeda, dan perbedaan inilah yang memberi landasan kuat bagi pandangan keagamaan bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang paling istimewa”.

            Berbeda halnya dengan sementara kaum cendikiawan lainya, yang menistakan teori Charles Darwin dengan menyatakan “

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...