Islam sebagai agama, selalu menjungjung tinggi nilai-nilai
kebenaran. Sebagai agama, islam sendiri tidak pernah acuh akan peran aktifnya
dalam menghidupkan obor yang telah lama redup bahakan mati. Agama islam yang
disebut sebagai agama yang tidak pernah lepas dengan ilmu pengetahuan ini.
Namun sayangnya, sempat merosot jauh bahkan hilang jejak dari muka peradaban
dalam kemajuan ummat yang beragama.
Terutama di masa
kontemporer ini. Masa yang sebenarnya mendukung untuk membangun sebuah
peradaban baru yang sempat dicuri oleh kaum oreantalis-orenatalis barat. Di
mana rasa kepekkan dan kehati-hati dalam menghadapi zaman yang semakin
berkembang ini ternyata kaum muslim belum bisa dikatakaan “Siap” untuk
menghadapi perkembangan teknologi dan memanfaatkan kehadirannya. Kendati,
ketidak siapannya sebagai kaum cendikiwan muslim yang terkemuka atas
perkembangan zaman dengan penuh kekayaan ilmu di media sosial. Kaum muslim saat
ini menglami permasalahan yang sangat kompleks sekali.
Ditengah kekurangan sisi ilmu pengtahuan dan kemerosotan peradaban,
ummat muslim kini menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Soal khilafah
(kepemimpinan), HAM (hak asasi manusia), kesataraan gender, hubuungan
muslim/non muslim, ilmu dan teknologi, keadilan, pengembangan, dan pembangunan
adalah isu yang sangat menonjol dan membuming dikalangan masyarakat muslim.
Sedangakan, respons yang kerap muncul adalah sikap yang defensif-apolegetik dan
tindakan yang kontra-produktif. Sebagian dari mereka memang telah melakukan riset
untuk membangun peradaban islam. Namun, masih sebatas pembacaan lama yang
berulang-ulang. Dan kurang berani untuk menghidupkan api islamnya.
Idealitas islam
seakan terbenam oleh performa sebagian ummat muslim yang serba canggung. Banyak
agenda-agenda yang disebut-sebut dalam sebuah forum atau kajian ilmiah sebagai
reformasi peradaban islam. Padahal hanya dekorasi khazanah peradaban islam
lama. Maka, mendesak untuk diagendakan reformasi peradaban islam yang sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan moderen yang pada gilirannya bakal
berdampak vatal pada sistem pendidikan islam, sistem ketatanegaraan, hidup
berbangsa dan bernegara serta sistem sosial dan budaya pada umumnya.
Dibandingkan
akidah dan akhlaq, ilmu pengetahuan jauh lebih intens dalam bergumul dengan
dinamika kehidupan kontemporer. Karean, ilmu pengetahuan berintraksi langsung
dengan perkembangan zaman dan realitas keseharian ummat muslim khususnya.
Berhadapan dengan dinamika kehidupan kontemporer ini, khazanah akan pengetahuan
lama tidak mampu lagi menjawabnya. Maka, upaya reformasi terhadap pemahaman
ajaran islam, seharusnya tidak ditujukan kepada mitos, peraduga, dan peradigma
buta khususnya, melainkan langsung pada ilmu pengetahuan yang merupakan
produsen dari pada terciptanya peradaban islam itu sendiri.
Api islam yang telah lama mati dengan berbagai
macam faktor-faktor yang membuat kaum muslim terlena dengan berbagai
warna-warni mitos, perasangka, imitasi buta, dan peradigma-peradigma sesat ini,
mematikan api islam dari zaman ke emasannya. Sehingga, kaum muslim saat ini
dituntut untuk sadar akan peran perindividu untuk merebut kembali kekayan
khazanah ilmu pengetahuanya yang telah dicuri oleh kaum orientalis barat.
Menurut Amir
Syakib dalam kitabnya “Limadza Ta’akhara al-Muslimun Wa limadza Taqaddama
al-Agharun” dengan tegas belaiu berstetmen tentang faktor-faktor yang
membuat merosotnya peradaban islam sebagai berikut:
·
Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu faktor sirnanya sebuah peradaban.
Kendati, ilmu pengetahuan yang pudar. Maka, seiring pudarnya ilmu pengetahuan,
pudar pula peradaban. Karena, ilmu pengetahuan sebagai cagak untuk berdirinya
sebuah peradaban baru.
·
Pudarnya
Moralitas
Pudarnya moralitas dalam diri seseorang membuat hidup tidak
memiliki makna. Dalam membangun peradaban dengan moralitas ini untuk
menghidupkan jiwa-jiwa yang telah lama mati terkubur di liang lahat. Upaya
untuk terwujudnya sebuah peradaban adalah moralitas. Jika berbicara moralitas
tidak akan jauh dengan individu. Individu/atau perorangan ini dituntut untuk
menumbuh suburkan budi pkertinya. Jika peradaban ingin kembali lagi. Karena
tidak akan mungkin sebuah peradaban terbangun jika moralitas oknumnya sangat
rendah.
·
Sikap
Penakut & Pengecut
Dahulu, di zaman ke emasan islam. Ummat islam terkenal dengan
keberanianya dalam membela kebenaran. Tapi sayang, untuk era kemerosotan ini.
Islam sedang dirundung dengan sejuta permasalahan. Baik itu dari segi internal
maupun eksternalnya. Semisal, sikap takut yang tertanam dalam kaum muslim. Dan
kebiasaanya dalam mengikuti sebuah imitasi buta. Sehingga, langkah-langkah
untuk membangun peradaban tersendat-sendat.
·
Sikap
Pemimpin
Dalam poin ini, beliau lebih kepada moralitas kepemimpinan. Di mana
pemimpin yang tidak memiliki moral sebagai dalang dalam merosotnya peradaban
islam. Karena munculnya pemimpin diktator dan otoriter membuat kegelisahan bagi
rakyatnya. Sehingga, hal ini sangat pengaruh dalam maju atau tidak sebuah
peradaban islam.
Dari semua
pemaparan di atas, bisa di ambil benang merahnya. “Bahwa peradaban islam itu
akan terwujud jika kaum muslimnya sudah memiliki ilmu pengetahuan terutama,
moralitas, sikap berani dalam mewujudkan kebenaran dengan ilmu pengetahuan dan
pemimpin yang baik”. Begitu juga,
manfaat bagi yang memiliki ilmu pengetahuan, dia bagaikan orang yang membawa
api islam ditengah-tengah kegelapan. Disinilah, ilmu pengetahuan merupkan
barometer utama untuk terwujudnya peradaban. Kendati bodoh adalah penyakit.
Maka jauhilah....!!!
Adapun manfaat
mempelajari ilmu pengetahuan sebagai berikut :
·
Identitas
Ilmu pengetahuan sebagai identitas manusia. Karena, tidak ada
selain manusia memiliki ilmu pengetahuan. Sehingga, bisa dikatakan. “Manusia
yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tidak jauh beda dengan hewan”. Hal ini
termaktub dalam kitab, Ta’lim al-Muta’allim, manusia yang sudah
diberikan kelebihan berupa akal, dituntut untuk mengfungsikan akalnya dengan
menggali dan melakukan observasi/ kajian ilmiah dalam rangka menumbuh
kembangkan ilmu pengetahuan agar memiliki daya guna di masa yang akan datang. Manusia
yang sudah memiliki ilmu pengetahuan akan sadar siapa dirinya, tujuan hidupnya,
dan semua persoalan yang terkait dengan ilmu pengetahuan itu. Sehingga,
keidentitasan per-individu tidak lagi terabaikan.
·
Memadamkan
Api Fanatik Buta
Ilmu pengetahuan sebagai pemadam api fanatik Buta adalah ilmu
pengtahuan disini berfungsi untuk mematikan sifat fanatik yang sudah tertanam
di dalam diri seoarang muslim. di muka dunia umumnya dan umat islam khususnya,
sebagai tuntutan bagi mereka untuk berhenti menadah dan meminta suapan ilmu
pengetahuanya dari kaum orientalis. Karena,
betapa banyak kaum muslim hanya bangga dengan hasil penelitian kaum orientalis
barat. Sedangkan dirinya lupa, bahwa dirinya itu sedang dijajah ilmu
pengetahuanya.
·
Hidupnya
Api Islam
Ilmu pengetahuan sebagai hidupnya api islam yang sudah lama mati. Manfaat
mempelajari ilmu pengetahuan adalah utuk bisa memabawa obor/api islam kembali. Dengan
cara melakukan penelitian dan menumbuhsuburkan minat kaum muslimin untuk
menjadi cahaya di dalam kegelapan. Karena bagaimanapun, ilmu pengetahuan
merupakan aspek utama dalam menentukan maju/mundurnya sebuah peradaban.
Demikian selayang
pandang penulis mengenai manfaat mempelajari IIP (Islam & Ilmu
Pengetahuan). Jika ada kesalahan baik itu dari segi penulisan maupun tata
bahsanya. Semata-mata belum tercapainya penulis ditingkat insa kamil. Dan jika
ada kebenaran di dalamnya. Jujur, pada hakikatnya ini semua atas nama Allah.
Wassalam......
No comments:
Post a Comment