Wednesday, 16 November 2016

Merubut Obor Yang Sempat Dicuri

Api Islam


          Islam sebagai agama, selalu menjungjung tinggi nilai-nilai kebenaran. Sebagai agama, islam sendiri tidak pernah acuh akan peran aktifnya dalam menghidupkan obor yang telah lama redup bahakan mati. Agama islam yang disebut sebagai agama yang tidak pernah lepas dengan ilmu pengetahuan ini. Namun sayangnya, sempat merosot jauh bahkan hilang jejak dari muka peradaban dalam kemajuan ummat yang beragama.
            Terutama di masa kontemporer ini. Masa yang sebenarnya mendukung untuk membangun sebuah peradaban baru yang sempat dicuri oleh kaum oreantalis-orenatalis barat. Di mana rasa kepekkan dan kehati-hati dalam menghadapi zaman yang semakin berkembang ini ternyata kaum muslim belum bisa dikatakaan “Siap” untuk menghadapi perkembangan teknologi dan memanfaatkan kehadirannya. Kendati, ketidak siapannya sebagai kaum cendikiwan muslim yang terkemuka atas perkembangan zaman dengan penuh kekayaan ilmu di media sosial. Kaum muslim saat ini menglami permasalahan yang sangat kompleks sekali.
Ditengah kekurangan sisi ilmu pengtahuan dan kemerosotan peradaban, ummat muslim kini menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Soal khilafah (kepemimpinan), HAM (hak asasi manusia), kesataraan gender, hubuungan muslim/non muslim, ilmu dan teknologi, keadilan, pengembangan, dan pembangunan adalah isu yang sangat menonjol dan membuming dikalangan masyarakat muslim. Sedangakan, respons yang kerap muncul adalah sikap yang defensif-apolegetik dan tindakan yang kontra-produktif. Sebagian dari mereka memang telah melakukan riset untuk membangun peradaban islam. Namun, masih sebatas pembacaan lama yang berulang-ulang. Dan kurang berani untuk menghidupkan api islamnya.
            Idealitas islam seakan terbenam oleh performa sebagian ummat muslim yang serba canggung. Banyak agenda-agenda yang disebut-sebut dalam sebuah forum atau kajian ilmiah sebagai reformasi peradaban islam. Padahal hanya dekorasi khazanah peradaban islam lama. Maka, mendesak untuk diagendakan reformasi peradaban islam yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan moderen yang pada gilirannya bakal berdampak vatal pada sistem pendidikan islam, sistem ketatanegaraan, hidup berbangsa dan bernegara serta sistem sosial dan budaya pada umumnya.
            Dibandingkan akidah dan akhlaq, ilmu pengetahuan jauh lebih intens dalam bergumul dengan dinamika kehidupan kontemporer. Karean, ilmu pengetahuan berintraksi langsung dengan perkembangan zaman dan realitas keseharian ummat muslim khususnya. Berhadapan dengan dinamika kehidupan kontemporer ini, khazanah akan pengetahuan lama tidak mampu lagi menjawabnya. Maka, upaya reformasi terhadap pemahaman ajaran islam, seharusnya tidak ditujukan kepada mitos, peraduga, dan peradigma buta khususnya, melainkan langsung pada ilmu pengetahuan yang merupakan produsen dari pada terciptanya peradaban islam itu sendiri.
             Api islam yang telah lama mati dengan berbagai macam faktor-faktor yang membuat kaum muslim terlena dengan berbagai warna-warni mitos, perasangka, imitasi buta, dan peradigma-peradigma sesat ini, mematikan api islam dari zaman ke emasannya. Sehingga, kaum muslim saat ini dituntut untuk sadar akan peran perindividu untuk merebut kembali kekayan khazanah ilmu pengetahuanya yang telah dicuri oleh kaum orientalis barat.
            Menurut Amir Syakib dalam kitabnya “Limadza Ta’akhara al-Muslimun Wa limadza Taqaddama al-Agharun” dengan tegas belaiu berstetmen tentang faktor-faktor yang membuat merosotnya peradaban islam sebagai berikut:
·         Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu faktor sirnanya sebuah peradaban. Kendati, ilmu pengetahuan yang pudar. Maka, seiring pudarnya ilmu pengetahuan, pudar pula peradaban. Karena, ilmu pengetahuan sebagai cagak untuk berdirinya sebuah peradaban baru.
·         Pudarnya Moralitas
Pudarnya moralitas dalam diri seseorang membuat hidup tidak memiliki makna. Dalam membangun peradaban dengan moralitas ini untuk menghidupkan jiwa-jiwa yang telah lama mati terkubur di liang lahat. Upaya untuk terwujudnya sebuah peradaban adalah moralitas. Jika berbicara moralitas tidak akan jauh dengan individu. Individu/atau perorangan ini dituntut untuk menumbuh suburkan budi pkertinya. Jika peradaban ingin kembali lagi. Karena tidak akan mungkin sebuah peradaban terbangun jika moralitas oknumnya sangat rendah.
·         Sikap Penakut & Pengecut
Dahulu, di zaman ke emasan islam. Ummat islam terkenal dengan keberanianya dalam membela kebenaran. Tapi sayang, untuk era kemerosotan ini. Islam sedang dirundung dengan sejuta permasalahan. Baik itu dari segi internal maupun eksternalnya. Semisal, sikap takut yang tertanam dalam kaum muslim. Dan kebiasaanya dalam mengikuti sebuah imitasi buta. Sehingga, langkah-langkah untuk membangun peradaban tersendat-sendat.
·         Sikap Pemimpin
Dalam poin ini, beliau lebih kepada moralitas kepemimpinan. Di mana pemimpin yang tidak memiliki moral sebagai dalang dalam merosotnya peradaban islam. Karena munculnya pemimpin diktator dan otoriter membuat kegelisahan bagi rakyatnya. Sehingga, hal ini sangat pengaruh dalam maju atau tidak sebuah peradaban islam.
            Dari semua pemaparan di atas, bisa di ambil benang merahnya. “Bahwa peradaban islam itu akan terwujud jika kaum muslimnya sudah memiliki ilmu pengetahuan terutama, moralitas, sikap berani dalam mewujudkan kebenaran dengan ilmu pengetahuan dan pemimpin yang baik”.  Begitu juga, manfaat bagi yang memiliki ilmu pengetahuan, dia bagaikan orang yang membawa api islam ditengah-tengah kegelapan. Disinilah, ilmu pengetahuan merupkan barometer utama untuk terwujudnya peradaban. Kendati bodoh adalah penyakit. Maka jauhilah....!!!
            Adapun manfaat mempelajari ilmu pengetahuan sebagai berikut :
·         Identitas
Ilmu pengetahuan sebagai identitas manusia. Karena, tidak ada selain manusia memiliki ilmu pengetahuan. Sehingga, bisa dikatakan. “Manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tidak jauh beda dengan hewan”. Hal ini termaktub dalam kitab, Ta’lim al-Muta’allim, manusia yang sudah diberikan kelebihan berupa akal, dituntut untuk mengfungsikan akalnya dengan menggali dan melakukan observasi/ kajian ilmiah dalam rangka menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan agar memiliki daya guna di masa yang akan datang. Manusia yang sudah memiliki ilmu pengetahuan akan sadar siapa dirinya, tujuan hidupnya, dan semua persoalan yang terkait dengan ilmu pengetahuan itu. Sehingga, keidentitasan per-individu tidak lagi terabaikan.
·         Memadamkan Api Fanatik Buta
Ilmu pengetahuan sebagai pemadam api fanatik Buta adalah ilmu pengtahuan disini berfungsi untuk mematikan sifat fanatik yang sudah tertanam di dalam diri seoarang muslim. di muka dunia umumnya dan umat islam khususnya, sebagai tuntutan bagi mereka untuk berhenti menadah dan meminta suapan ilmu pengetahuanya  dari kaum orientalis. Karena, betapa banyak kaum muslim hanya bangga dengan hasil penelitian kaum orientalis barat. Sedangkan dirinya lupa, bahwa dirinya itu sedang dijajah ilmu pengetahuanya.
·         Hidupnya Api Islam
Ilmu pengetahuan sebagai hidupnya api islam yang sudah lama mati. Manfaat mempelajari ilmu pengetahuan adalah utuk bisa memabawa obor/api islam kembali. Dengan cara melakukan penelitian dan menumbuhsuburkan minat kaum muslimin untuk menjadi cahaya di dalam kegelapan. Karena bagaimanapun, ilmu pengetahuan merupakan aspek utama dalam menentukan maju/mundurnya sebuah peradaban.
            Demikian selayang pandang penulis mengenai manfaat mempelajari IIP (Islam & Ilmu Pengetahuan). Jika ada kesalahan baik itu dari segi penulisan maupun tata bahsanya. Semata-mata belum tercapainya penulis ditingkat insa kamil. Dan jika ada kebenaran di dalamnya. Jujur, pada hakikatnya ini semua atas nama Allah. Wassalam......


             


             

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...