Monday 28 November 2016

Membumikan Syari’ah

Upaya Menghidupkan Islam
Di Jati Diri Seorang Muslim


          Ditengah gemuruhnya faham radikalisme, banyak sekali faham-faham liar yang hampir sepenuhnya menggerogoti jati diri keyakinan umat yang beragama. Lebih-lebih di dunia islam. Oleh sebab itu, umat muslim dituntut untuk menoleh kembali arti sebuah hakikat syari’ah dalam ajaran islam. Dengan syari’ah, kaum muslim akan mengetahui jalan untuk kembali kepada Allah. Kendati, faham-faham liar sudah mulai menjalar ketubuh muslim. Alangkah indahnya, jika seorang muslim mengkaji ulang makna syari’ah dalam ajaran agama islam itu sendiri.

            Berbicara seputar syari’ah sangatlah banyak buku-buku rujukan mengenai hal ini. Akan tetapi, penulis hanya ingin menuangkan pemahaman penulis akan makna syari’ah atas hasil baca penulis dari buku-buku islam.

            Dalam kitab tafsir al-qurtuby, imam al-Qurtuby memberikan pemahaman arti syariah hasil kutip beliau dari firman Allah yang berbunyi :

ولكل جعلنا منكم شرعة ومنهاجا
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan syir’ah dan minhaj”. (Q.S. al-Maidah ayat  48)
            Dalam ayat ini, imam al-qurtuby berpendapat :

وَالشِّرْعَةُ وَالشَّرِيعَةُ الطَّرِيقَةُ الظَّاهِرَةُ الَّتِي يُتَوَصَّلُ بِهَا إِلَى النَّجَاةِ ، وَالشَّرِيعَةُ فِي اللُّغَةِ : الطَّرِيقُ الَّذِي يُتَوَصَّلُ مِنْهُ إِلَى الْمَاءِ ، وَالشَّرِيعَةُ مَا شَرَعَ اللَّهُ لِعِبَادِهِ مِنَ الدِّينِ ; وَقَدْ شَرَعَ لَهُمْ يَشْرَعُ شَرْعًا.

“Bahwa as-Syir’ah dan as-Syari’ah adalah jalan terang yang denganya bisa sampai pada keselamatan. As-Syari’ah dari segi bahasa memiliki arti jalan yang denganya bisa sampai ke air. Sedangkan dalam pengertian istilah, syari’ah adalah agama yang Allah jalankan untuk hambanya.” Dalam tafsir Al-Qurtuby (6/153)

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat agama.Maka ikutilah ia dan jangan mengikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui". (QS al-Jatsiyah ayat 18).

- Kitab Tafsir Al-qurtuby (16/153) :

الشَّرِيعَةُ فِي اللُّغَةِ : الْمَذْهَبُ وَالْمِلَّةُ . وَيُقَالُ لِمَشْرَعَةِ الْمَاءِ - وَهِيَ مَوْرِدُ الشَّارِبَةِ - : شَرِيعَةُ . وَمِنْهُ الشَّارِعُ لِأَنَّهُ طَرِيقٌ إِلَى الْمَقْصِدِ . فَالشَّرِيعَةُ : مَا شَرَعَ اللَّهُ لِعِبَادِهِ مِنَ الدِّينِ ، وَالْجَمْعُ : الشَّرَائِعُ . وَالشَّرَائِعُ فِي الدِّينِ : الْمَذَاهِبُ الَّتِي شَرَعَهَا اللَّهُ لِخَلْقِهِ .

"As syari'ah dalam segi bahasa artinya adalah madzhab dan aliran, dikatakan bagi tempat aliran air adalah syari'ah. Disebut juga as-syari' karena merupakan jalan menuju tempat tujuan. Maka as-syari'ah adalah agama yang Allah jalankan untuk hamba-NYa dan as-syari'ah dalam agama adalah madzhab yang Allah jalankan untuk makhluk-Nya."

            Di dalam ayat yang ke dua, Imam al-Qurtuby dalam tafsirnya menjelaskan secara detail makna syariat menurut hasil pisau analisisnya dari hasil kutip kata “Syari’at” yang lebih jelas dari pada ayat yang pertama. Menurut pandanganya, syari’at adalah agama yang Allah jalankan untuk hamba-Nya. Sedangkan madzhab yang sering umat muslim ucapkan dalam pandangan beliau sebagai “Sya’ri” atau madzhab yang Allah jalankan untuk makhluk-Nya.

            Sehingga, upaya ingin terealisasinya syari’ah harus mengetahui terlebih dahulu peran dan tujuan syari’ah yang dibuat oleh Allah. Karena, jika meminjam bahasanya Imam al-Qurtuby, Syari’ah tidak akan lepas dengan yang namanya Sya’ri atau pembuat undang-undang dasar islam (Allah). Di mana Allah yang membuat undang-undang dasar agama islam ini. Tentunya tidak akan lekang dengan adanya tujuan. Kendati, Allah tidak serta-merta mewujudkan syari’ah ini. Maka, sudah barang pasti terwujudnya syari’ah memiliki tujuan dasar dalam merealisasikanya.

Tujuan dasar terbentuknya syari’ah itu sering disebut dengan istilah Maqosidu Al-Syar’i, atau tujuan-tujuan syari’at itu dibuat oleh Allah. Dalam hal ini, penulis mengutip dari buku “Membumikan Islam”. Dalam buku ini Prof. Dr. JasserAuda Ph. D mengatakan :

Maqosidu Al-Syar’i  merupakan prinsip dasar islam dan metodologi fundamental dalam merealisasikan reformasi hukum islam kontemporer”
               

            Jadi, istilah Maqosidu Al-Syar’i bisa difahami sebagai mana yang telah dikemukakan oleh  Prof. Dr. JasserAuda Ph. D, antara syari’at dengan islam tidak akan bisa dipisahkan. Sebagaimana pecahan logam yang satu sama lain saling menguntungkan. Bagimana mungkin seseorang ingin beragama islam sedangkan  syari’at atau ajaran yang didalamnya dilupakan? Bukankah hal ini dikatakan faham agnostik? Faham yang hanya yakin ada tuhan namun tidak pernah sholat, zakat, dan lain sebagainya.

            Karena syari’at sebagai jalan/pelantara menuju Allah, maka untuk membumikan syari’at dalam jati diri seorang muslim harus tahu terlebih dahulu maksud dan tujuan syariat itu dibuat. Karena tak jarang dijumpai, kaum muslim menyalah fahami makna syariat dan tujuan syari’at yang dibuat oleh Allah.

            Bagimana caranya untuk memahami tujuan syari’at itu dibuat? Bisa kunjungi link berikut ini http://muhammadaly234.blogspot.co.id/2016/10/membumikan-islam-di-jati-diri-muslim.html#
Di dalam link ini, penulis menjelaskan tujuan atau hakikat keberadaan syari’at secara detali.


No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...