Pengertian Kata Adab
Dari
sekian banyak refrensi yang dirujuk oleh kaum cendikiawan muslim maupun
orientalis akan makna “Adab” ini. Penulis ingin sekali mensajikan kepada
pembaca akan “Perkembangan atau Tahapan-tahapan makna Adab”. Di mana,
makna adab bisa menjadi makna yang dipakai saat ini. Namun, tak lepas dari
peroses yang sangat panjang akan makna adab itu sendiri. Penulis di sini hanya
bisa menyimpulkan dari apa yang ada dalam bukunya Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A.
dengan judul buku “Teori Kritik Sastra Arab Klasik & Modern”.
Kata “adab” pada saat ini diartikan
dengan makna “Sastra”. Jika kita lihat kembali dari sudut pandang leksikologi
atau ilmu yang mempelajari kata, sifat dan makna, unsur, hubungan antar kata (semantis),
kelompok kata, serta keseluruhan leksikon. Lebih tepatnya, tinjaun leksikal
atau kamus. Kata “adab” diartikan dengan makna, “sastra, etika, tata cara,
filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu humaniora”. Dalam KBBI kata “adab”
diartikan sebagai kata yang memiliki makna “sopan satun, tatak rama, dan ahlak”.
Maka, sudah wajar dalam sebuah kejadian mahasiswa baru yang memang belum sama
sekali mengenal Fakultas Adab Dan Humaniora ini diartikan sebagai Fakultas
Sopan-Santun Dan Ilmu Kemanusian. Kendati, mereka mengikuti makna adab dalam
KBBI tadi dan juga maraknya buku-buku indonesia mengadopsi dari buku-buku
keagamaan. Semisal, karya Imam Ghazali
dan Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Setelah kita mengetahui makna kata
adab yang dipakai saat ini, marillah kita mundur sejenak untuk melihat sejarah
berkembangnya makna adab. Mulai dari massa jahiliyah, massa Nabi dan Khulafa
al-Arsydin, massa Bani Umayyah, hinga ke massa Bani Abasiyyah.
1.
Pada
massa Jahiliyah. Pada massa ini kata adab sering diartikan sebagai kata yang
bermakna “Sopan Santun dan Mengajak Makan”. Namun, makna adab sebagai ajakan
makan tersebut sudah jarang digunakan. Dan bisa dibilang makna adab sebagai
ajakan makan ini masuk ke dalam makna “sopan santun”.
2.
Pada
massa awal islam (Priode Nabi dan Khulafa al-Arsydin) makna kata adab sering
diartikan sebagai “pendidikan” (pengajaran) bahasa dan akhlak.
3.
Pada
massa Bani Umayyah makna adab sering diartikan sebagai kata yang memiliki makna
“Pengajaran Pusisi, orasi, dan sejarah Arab”.
4.
Pada
massa Bani Abasiyyah makna adab sama dengan makna yang diartikan pada massa
Bani Umayyah. Akan tetapi, ada perluasan makna. Menambahkan makna “Pengajaran
bicara dan nasehat” ini, sebanding dengan pengertian Ilmu Humaniora saat ini.
5.
Pada
abad ketiga Hijriah (sekitar abad ke-10 atau 11 M), kata adab diartikan sebagai
“Sastra”.
Dan pengertian adab yang marak digunakan oleh kaum intlektual
muslim saat ini adalah pengertian yang dikemukakan oleh Bani Abasiyyah dan di
abad ketiga Hijriah tadi. Di mana, adab merupakan
sastra. Fakultas Adab Dan Humaniora adalah Fakultas Sastra.
Jika ada yang bertanya tentang makna “Humaniora”. Maka, makna
tersebut sudah ada dalam makna adab. Sesuai dan selaras dengan pemaknaan kata
adab di zaman Bani Abasiyyah. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa Fakultas Adab
Dan Humaniora adalah Fakultas Sastra. Tampa embel-embel yang lain.
Demikian
selayang pandang penulis akan “Pengertian Kata Adab Dalam Perkembangan Sejarah”.
Hasil kutipan dan rujukkan Buku “Teori Kritik Sastra Arab Klasik & Modern”.
Yang dikarang oleh Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Selaku Dekan FAH dan Dosen
saya di BSA.
No comments:
Post a Comment