Saturday 15 October 2016

Perkembangan Makna Adab

Pengertian Kata Adab

          Dari sekian banyak refrensi yang dirujuk oleh kaum cendikiawan muslim maupun orientalis akan makna “Adab” ini. Penulis ingin sekali mensajikan kepada pembaca akan “Perkembangan atau Tahapan-tahapan makna Adab”. Di mana, makna adab bisa menjadi makna yang dipakai saat ini. Namun, tak lepas dari peroses yang sangat panjang akan makna adab itu sendiri. Penulis di sini hanya bisa menyimpulkan dari apa yang ada dalam bukunya Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. dengan judul buku “Teori Kritik Sastra Arab Klasik & Modern”.

            Kata “adab” pada saat ini diartikan dengan makna “Sastra”. Jika kita lihat kembali dari sudut pandang leksikologi atau ilmu yang mempelajari kata, sifat dan makna, unsur, hubungan antar kata (semantis), kelompok kata, serta keseluruhan leksikon. Lebih tepatnya, tinjaun leksikal atau kamus. Kata “adab” diartikan dengan makna, “sastra, etika, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu humaniora”. Dalam KBBI kata “adab” diartikan sebagai kata yang memiliki makna “sopan satun, tatak rama, dan ahlak”. Maka, sudah wajar dalam sebuah kejadian mahasiswa baru yang memang belum sama sekali mengenal Fakultas Adab Dan Humaniora ini diartikan sebagai Fakultas Sopan-Santun Dan Ilmu Kemanusian. Kendati, mereka mengikuti makna adab dalam KBBI tadi dan juga maraknya buku-buku indonesia mengadopsi dari buku-buku keagamaan.  Semisal, karya Imam Ghazali dan Ibnu Hajar Al-Asqalani.

            Setelah kita mengetahui makna kata adab yang dipakai saat ini, marillah kita mundur sejenak untuk melihat sejarah berkembangnya makna adab. Mulai dari massa jahiliyah, massa Nabi dan Khulafa al-Arsydin, massa Bani Umayyah, hinga ke massa Bani Abasiyyah.

1.      Pada massa Jahiliyah. Pada massa ini kata adab sering diartikan sebagai kata yang bermakna “Sopan Santun dan Mengajak Makan”. Namun, makna adab sebagai ajakan makan tersebut sudah jarang digunakan. Dan bisa dibilang makna adab sebagai ajakan makan ini masuk ke dalam makna “sopan santun”.
2.      Pada massa awal islam (Priode Nabi dan Khulafa al-Arsydin) makna kata adab sering diartikan sebagai “pendidikan” (pengajaran) bahasa dan akhlak.
3.      Pada massa Bani Umayyah makna adab sering diartikan sebagai kata yang memiliki makna “Pengajaran Pusisi, orasi, dan sejarah Arab”.
4.      Pada massa Bani Abasiyyah makna adab sama dengan makna yang diartikan pada massa Bani Umayyah. Akan tetapi, ada perluasan makna. Menambahkan makna “Pengajaran bicara dan nasehat” ini, sebanding dengan pengertian Ilmu Humaniora saat ini.
5.      Pada abad ketiga Hijriah (sekitar abad ke-10 atau 11 M), kata adab diartikan sebagai “Sastra”.

Dan pengertian adab yang marak digunakan oleh kaum intlektual muslim saat ini adalah pengertian yang dikemukakan oleh Bani Abasiyyah dan di abad ketiga Hijriah tadi. Di mana, adab  merupakan sastra. Fakultas Adab Dan Humaniora adalah Fakultas Sastra.

Jika ada yang bertanya tentang makna “Humaniora”. Maka, makna tersebut sudah ada dalam makna adab. Sesuai dan selaras dengan pemaknaan kata adab di zaman Bani Abasiyyah. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa Fakultas Adab Dan Humaniora adalah Fakultas Sastra. Tampa embel-embel yang lain.

Demikian selayang pandang penulis akan “Pengertian Kata Adab Dalam Perkembangan Sejarah”. Hasil kutipan dan rujukkan Buku “Teori Kritik Sastra Arab Klasik & Modern”. Yang dikarang oleh Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Selaku Dekan FAH dan Dosen saya di BSA.


           

            

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...