BAHASA
DAN LINGUISTIK
(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah linguistik umum)
DOSEN
PEMBIMBING:
Umi
Kulsum, M.A.
Disusun
Oleh:
Firman
Sahwitri
Fadhli
Yuliansah
Muhammad
Ali Thahir
BAHASA
DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS
ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, iman, dan ihsan kepada
kita. Sehingga, kita dapat melaksanakan aktifitas dalam kesaharian kita.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda kita Muhammad SAW. Yang mana
telah mengantarkan kita dari jalan yang gelap gumintang menuju jalan yang
terang gemilang.
Sebelumnya,
izinkan diri kami untuk mengeluarkan semua yang kami ketahui dalam makalah ini,
yang akan kami beri nama dengan judul, “bahasa dan linguistik”. Yang
mana, di dalam makalah ini kita akan tau arti sebuah hakikat bahasa dan
kesinambungannya dengan ilmu linguistik umum ini.
Sesudahnya,
saya memohon kepada sang pencipta jagad raya ini. Semoga kita semua mendapatkan
pengetahuan setelah membaca makalah ini. Sebab, jika kita mengaca kepada
pepatah indonesia. “sekeras-kerasnya batu akan pecah, jika selalu diteteskan
oleh air. Dan sekeras-kerasnya hati manusia akan luluh, jika diberikan siraman
rohani secara terus-menerus. Amin.
Daftar
isi
Kata
pengantar........................................................................................
i
Daftar isi..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar
belakang..............................................................................................
1
II.
Rumusan
masalah........................................................................................ 1
III.
Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
I.
Pengertian
bahasa.........................................................................................
2
II.
Pengertian
linguistik.....................................................................................
3
III.
Objek
kajian ilmu linguistik........................................................................
3
IV.
Manfaat
mempelajari ilmu linguistik..........................................................
4
BAB III PENUTUP
I.
Kesimpulan..................................................................................................
5
II.
Daftar
pustaka............................................................................................
5
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di abad
yang semakin modern ini. Ilmu pengetahuan selalu saja berkembang dan mengalami
kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan berkembangnya
cara berfikir manusia. Dan orang yang berminat pada kajian ilmu sangatlah
banyak. Bahkan tidak bisa dihitung dengan jari jemari. Khususnya di bidang
kajian ilmu bahasa (linguistik).
Ilmu
linguistik merupakan salah satu ilmu yang khusus mengkaji segala aspek yang
berkenaan dengan masalah bahasa. Mempelajari ilmu ini berarti membuka pintu
utama menuju berbagai pintu masuk pada bidang kebahasaan dan ilmu-ilmu lainya.
Sehingga, jika kita ingin mengetahui ilmu bahasa. Disinilah pintu utama yang
harus kita lalui sebelum memasuki pintu-pintu yang lain.
Dari sekian banyak orang yang berasumsi kalau
ilmu linguistik sangtlah sulit nuntuk dipahami. Sehingga, kami disini ingin
sekali menuangkan hasil baca kami. Dan keluar dari asumsi-asumsi yang sebagian
orang katakan dalam mempelajari ilmu ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari bahasa?
2.
Apa
pengertian dari linguistik?
3.
Apa yang
menjadi objek kajian linguistik ?
4.
Apa manfaat
mempelajari ilmu linguistik?
C.
Tujuan
1. Agara
mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu bahasa
2. Agara
mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu linguistik
3. Agara
mahasiswa/i dapat mengetahui objek kajian ilmu linguistik
4. Agara
mahasiswa/i dapat mengetahui manfaat dari pada ilmu
linguistik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
BAHASA
Bahasa
adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Dimana, bahasa yang
bersifat arbitrer ini adalah bahasa yang sifatnya semena-mena antara signifie
dan signifiant atau antara makna dengan bentuk. Dan kesemena-menaan ini
dibatasi oleh kesepekatan antar penutur. Dan ciri kesepakatan antar penetur ini
yang dinamakan (konvensional). Sedangkan, konvesional itu sendiri adalah
penggunaan suatu lambang untuk suatu konsep tertentu yang bersifat
konvensional. Semisal, transportasi beroda empat yang bisa dikendarai, yang
secara arbitrer dilambangkan dengan bunyi (mobil). Dan hal ini hasil dari
konvensi masyrakat indonesia. Jika ada salah satu kita tidak mematuhi hasil
konvensi ini. Maka, komunikasi akan terhambat. Karena tidak dapat dipahami oleh
penutur bahasa.
Adapun
yang dimaksud dengan signifie dan signifiant. Jika signifie itu unsur bahasa yang
ada dibalik tanda yang berupa konsep di dalam benak si penutur. Sedangkan yang
dimaksud dengan sgnifiant itu unsur bahasa yang berupa wujud fisik atau tanda
ujar.
Sebenarnya
pengertian bahasa itu sangtlah beraneka ragam, bergantung kepada teori apa yang
dipakai. Mulai dari bahasa adalah sebuah sistem, sebuah lambang, bermakna,
bersifat konvensional, sistem bunyi, bersifat arbitrer, bersifat produktif,
bersifat unik, bersifat universal, memiliki variasi-variasi, dan hingga ke
difinisi bahwa bahasa adalah identitas suatu kelompok sosial. Itu semua,
tergantung kepada teori yang dipakai. Dan teori yang dipakai oleh Soeparno
disini adalah teori yang tidak moderen dan tidak pula kuno. Teori yang dimaksud
disini adalah teori struktural. [1]
B.
PENGERTIAN
LINGUISTIK
Linguistik
adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Dalam arti
luas, cakupan linguistik meliputi semua aspek dan komponen bahasa[2]. Dan
jika kita ulas dari asal katanya. “linguistik” berasal dari kata lingua
‘bahasa’. Dalam bahasa-bahasa Roman (yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari
bahasa latin) masih ada bahasa yang serupa dengan bahasa latin tadi. Yaitu,
“langue” dan “langage” dalam bahasa Prancis, dan lingua dalam bahasa Itali.
Sedangkan bahasa Inggris mengadopsi dari bahasa Prancis kata yang kini menjadi
“language”. Istilah linguistics dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata
language, seperti mana dalam bahasa Prancis istilah “linguistique” berkaitan
dengan “langage”. Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah nama bidang ilmu,
dan kata sifatnya adalah “linguistis” atau “linguistik”.[3]
Di sinilah
kita bisa memperhatikan bersama bahwa bahasa Prancis mempunyai dua istilah,
yaitu “langue” dan “langage” dengan makna yang berbeda. Langue
berarti suatu bahasa tertentu. Sedangkan, langage berarti bahasa secara umum. Disamping
dua istilah diatas tadi, ada istilah
lain dalam bahasa Prancis mengenai bahasa yaitu “parole”. Parole berarti
wujud bahasa yang konkret, yang diucapkan anggota masyarakat dalam kegiatan
sehari-hari. Dari tiga istilah inilah yang akan dijadikan objek kajian dari
pada ilmu lingustik itu sendiri.
Ilmu
linguistik sering juga disebut dengan linguistik umum (general linguistics). Artinya,
ilmu ini tidak membahas satu bahasa saja, seperti bahasa Arab atau bahasa
Indonesia, melainkan membahas dan mengkaji sampai kepada akarnya atau seluk
beluk bahasa pada umumnya.
C.
OBJEK KAJIAN
LINGUISTIK
Dalam
dunia keilmuan ternyata banyak yang mengambil bahasa sebagai objek kajianya.
Salah satunya adalah ilmu linguistik umum ini. Dimana bahasa merupakan objek
kajian utama di dalamnya. Dan alasan yang tepat mengapa objek kajian ilmu ini
mengambil bahasa sebagai objeknya. Karena ilmu linguistik ini mendekati dan
memandang bahasa sebagai bahasa. Bukan sebagai sosok yang lain.
Karena
bahasa adalah objek kajian dalam ilmu linguistik ini. Maka, tidak ada salahnya
kita membahas dan mengulas kembali secara panjang lebar akan hakikat bahasa itu
sendiri. Bahasa dilihat dari segi fungsi dan sifatnya teramat banyak macamnya.
Diantara yang sudah disinggung didepan tadi. Bahwa bahasa adalah (1) bahasa
adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa
bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bemakna, (6) bahasa itu
bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat
universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11)
bahasa itu dinamis, (12) bahasa itu adalah identitas penuturnya. Dari 12 sifat
dan ciri-ciri bahasa inilah kita akan mengetahaui hakikat bahasa sebagai objek
kajian bagi ilmu linguistik. Dan akan dibicaraka satu persatu secara singkat
dan padat.
1.
Bahasa
sebagai sistem
Sebagaimana layaknya sistem. Maka
bahasa disini bersifat sistematis. bahasa terdiri dari unsur-unsur yang
tersusun secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara
acak atau tidak teratur. Unsur bahasa diatur seperti pola-pola yang berulang,
sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat
diramalkan (diduga) kehadiranya. Sebagai contoh bila kita menemukan kalimat Thahir
mem ... Radha ke dalam ....
dengan saksama kita bisa meramalkan
apa isi titik-titik sesudah mem- dan sesudah dalam. Dalam kata
lain, dalam bahasa ada satu kesatuan yang berkombinasi dengan aturan-aturan
yang dapat diramalkan. Atau bisa kita katakan lebih jauh lagi bahwa bahasa
adalah sistematis. Dan bahasa terdiri dari subsistem-subsistem, artinya bahasa
bukan sisitem tunggal. Bahasa terdiri dari tiga subsistem yaitu subisitem
fonologi, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal.
2.
Bahasa
sebagai lambang
Lambang dalam pengertian linguistik
ini adalah lambang yang menandai sesuatu yang lain secara konvensional. Dan
tidak secara alamiah atau langsung. Semisal, kalau dimulut gang terdapat
bendera warna kuning itu bertanda adanya orang meninggal. Nah, disinilah kita
tahu bahwa lambang yang dimaksud dalam ilmu linguistik ini adalah lambang yang
sifatnya konvensional.
3.
Bahasa adalah
bunyi
Secara teknis, menurut kridalaksana
bunyi adalah kesan pusat saraf sebagai akibat getaran gendang telinga yang
breaksi krena perubahan-perubahan tekanan udara[4]. Bunyi ini bisa bersumber diantara lain pada
alat suara yang ada dalam diri manusia. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran (speech
sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam
fonetik diamati sebagai “fon” dan dalam fonemik sebagai “fonem”.
Nah jika bahasa sebagai bunyi,
bagaimana dengan bahasa tulisan? Bahasa tulisan sebenarnya hanyalah rekaman
langsung dari bahasa lisan. Jadi, bahasa yang seharusnya dilisankan dan
diucapkan itu dituang ke dalam bahasa tulis. Dan perlu diketahui, bahwa dalam
ilmu linguistik ini. Bahasa kedudukan bahasa lisan sebagai kebutuhan Primer.
Sedangkan, bahasa tulis itu kebutuhan skunder.
Disinilah kita tau bahwa hakikat
bahsa itu sendiri adalah bunyi, atau bahasa lisan, dapat kita saksikan bersama
sampai detik ini. Banyak sekali bahasa di dunia ini, termasuk bahasa Arab, yang
memang sering sekali mengunakan bahasa lisan dari pada bahasa tulisan. Karena
faktor keterbelakangan dalam merumuskan aksara pada masa itu.
4.
Bahasa itu
arbitrer
Yang dimaksud dengan istilah
arbitrer adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (bunyi)
dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Semisal, antara
mobil yang dilambangkanya, yaitu “jenis alat transportasi beroda empat dan
dapat dikendarai”. Disiini kita tidak bisa menjelaskan mengapa transfortasi
tersebut dilambangkan dengan bunyi (mobil).
Andai kata ada hubungan wajib antara
lambang dengan sesuatu yang dilambangkanya, tentu lambang yang ada di Indonesia
ini (mobil) oleh orang Arab akan dikatan mobil juga, bukan “سيارة”. Sehingga, jika sudah terjadi seperti ini. Maka, di bumi ini
tidak ada keragaman bahasa antar negara. Tentu hanya ada satu bahasa saja.
5.
Bahasa itu
bermakna
Sudah dijelaskan dimuka bahwa bahasa
adalah sistem lambang yang berwujud bunyi. Sebagai lambang tentu ada yg dilambangkanya, dan sesuatu yang
dilambangkan itu hasil dari pada suatu konsep, ide, atau pikiran. Dapat
dikatakan bahwa bahasa itu memiliki makna. Semisal, lambang bahasa yang
berwujud bunyi (Mobil) lambang ini mengacu pada konsep “sejenis alat transportasi
beroda empat yang bisa dikendarai”. Kemudian konsep tadi dihubungi dengan benda
yang ada di dunia nyata. Jadi, kalau lambang bunyi (mobil) yang mengacu pada
konsep “alat transportasi beroda empat yang bisa dikendarai”. Dan dalam study
semantik memang ada teori “makna itu sama dengan bendanya”.
Namun, jika ada lambang bunyi
(cinta) dan (rindu) tidak punya benda konkret di alam nyata ini. Lebih umum
disebut lambang bunyi yang referen, tidak punya rujukan.
6.
Bahasa itu konvensional
Penggunaan suatu lambang dalam
konsep tertentu itu bersifat konvensional. Artinya semua anggota masyrakat
bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk
mewakili konsep yang diwakilinya. Untuk contoh bisa dilihat kembali dimuka.
7.
Bahasa itu unik
Keunikan dalam bahasa itu sendiri
adalah ciri khas yang bersifat spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan
kalimat, dan sistem-sistem lainya. Salah satu keunikan bahasa indonesia adalah
tekanan kata tidak bersifat morfermis, melainkan sintaksis.
8.
Bahasa itu universal
Bahasa bersifat universal ini sesuai
dengan kajian ilmu linguistik. Begitu juga ada ciri-ciri khusus dalam kesamaan
yang dimiliki disetiap bahasa yang ada di dunia ini. Dan sudah baran tentu
kalau sifat keuniversalan bahasa merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang
bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa yang lain.
Ciri universal dari bahasa yang
paling umum adalah bahawa bahasa mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal
dan konsonan. Bahasa Indonesia, misalanya mempunyai 6 buah vokal dan 22 buah
konsonan. Sedangkan, bahasa Arab mempunyai 3 vokal pendek dan 3 buah vokal panjang
serta 28 buah konsonan, bahasa Inggris memiliki 16 vokal (termasuk diftong) dan
24 buah konsonan. Bukti lain keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa
mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, yaitu kata, frase, klausa,
kalimat, dan wacana.
9.
Bahasa itu produktif
Bahasa dikatakan produktif,
maksudnya adalah bahasa yang dapat membuahkan hasil yang banyak atau
terus-menerus menghasilkan. Meskipun dalam kenyataanya unsur-unsur bahasa itu
terbatas. Namun tidak menutup kemungkinan, kalau bahasa itu dari unsur-unsur
yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat menjadi satuan-satuan yang jumlahnya
tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam
bahasa itu. Semisal, kalau kita ambil fonem-fonem bahasa indonesia /a/, /i/,
/k/, /t/; maka dari keempat fonem tersebut dapat menghasilkan satuan-satuan
bahasa yang sangat tidak terbatas.
10. Bahasa itu bervariasi
Bahasa bervariasi disini adalah
bahasa yang memang latar belakang dan lingkungan manusianya tidak sama.
Sehingga, bahasa bervariasi. Semisal bahasa mahasiswa kelas a dengan dosen
Prof. Dr. Syukron Kamil. M.A. yang memang perbedaan secara garis besar terletak
dari latar belakang. Bahasa petani dengan bahasanya mahasiswa, sangatlah
berbeda. Ditinjau dari garis latar belakang dan lingkungan. Oleh krena itu,
lingkungan dan latara belakang sangatlah menentukan bahasa dalam membuahkan
hasil keragaman atau kevariasian.
Ragam dan variasi bahasa itu
mempunyai tiga istilah “idiolek”, “dialek”, dan ragam. Idolek adalah variasi atau
ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dialek adalah ragam atau variasi
bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau
suatu waktu. Semisal, di Indonesia kita mengenal bahasa Jawa dialek Banyumas,
dialek Tegal, dan dialek Surabaya. Ragam beserta variasinya dinamakan dialek
regional, dialek areal, atau bisa disebut juga dengan dialek geografi.
11. Bahasa itu dinamis
Bahasa merupakan satu-satunya milik
manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak akan bisa lepas dengan yang namanya
bahasa. Sampai tidur pun berbahasa. Krena faktor keterkaitan bahasa dengan
manusia, sedangkan dalam kehidupan manusia itu tidak bersifat setatis,
melainkan dinamis. Krena ada unsur keterkaitan antara bahasa dengan manusia
ini. Maka bahasa ikut dinamis sifatnya.
Perubahan bahasa itu bisa terjadi
pada semua tataran, baik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
leksikoan. Dalam bidangn morfologi misalnya, dalam bahasa Arab huruf tambahan
dalam ilmu morfologi Arab ada 10 jumlahnya yang disingkat menjadi" "سألتمونيها
namun, menurut Tammam Hassan dalam bukunya “al
lughah al‘arabiyyah ma’naha wa mabnaha” itu
dijelaskan bahwa huruf-huruf zaidah itu tidak terbatas pada istilah itu saja.
Namun, seluruh huruf Arab bisa menjadi zaidah. Semisal lafad درج – fiil sulasi majidnya menjadi دحرج.
Disini, kita bisa kaji bersama bahwa huruf "ح".
Tidak ada dalam istilah yang kita sering dengar. [5]Maka,
bisa kita tarik kesimpulan bahwa semua huruf hijaiyyah bisa dijadikan huruf
tambahan dalam ilmu morfologi Arab. Dan ini salah satu kedinamisan bahasa.
12. Bahasa itu identitas suatu kelompok sosial
Diantara ciri-ciri budaya yang ada,
bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan bahasa tiap-tiap
kelompok sosial merasa diri bagai satu-kesatuan yang berbeda dengan kelompok
lain. Dalam klompok tertentu orang menganggap bahasa sebagai identitas sosial.
Namun, yang lebih penting dari pada bahasa sebagai sistemmisalnya bahasa Arab,
menggambarkan prilaku orang-orang Arab. Begitu juga dengan bahasa Indonesia.
Dari sekian banyaknya ciri dan sifat
bahasa ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa bahasa adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional.
Dan sebagai objeka kajian ilmu linguistik ini bisa dilihat dari semua sifat dan ciri dari pada bahasa. Krena
tujuan ilmu lingusitik umum ini adalah untuk meneliti semua bahasa yang memang
beragam, bervariasi, dan unik. Kedatang ilmu linguistik umum ini agar kita
semua bisa membedakan dari garis keilmiahan antar bahasa. Baik itu dari ruang
lingkup yang kecil maupun yang bersekala besar.
D. MANFAAT MEMPELAJARI LINGUISTIK
Semua yang
berbau keilmuan, bagaimanpun bobot dan bibitnya, tentu akan mempunyai manfaat praktis
bagi kehiudpan manusia. Begitu juga dengan ilmu linguistik ini. Dimana orang
yang berkecimpung dalam kegiatan yang ada sangkut pautnya dalam bahasa. Mereka
akan merasakan sendiri manfaat dalam mempelajari ilmu linguistik ini. Semisal,
linguis yang pengetahuanya luas mengenai linguistik tentu akan sangat membantu
dalam menyelesaikan tugasnya. Dan bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra
linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya yang memang berabu satra
dengan baik dan kondusif. Krena, yang menjadi objek penelitian ilmu lingusitik
ini, merupakan wadah pelahiran karya sastra.
Apapun
profesinya, bagaimanapun titel dan derajatnya, ilmu linguistik ini sangtlah
membantu untuk memberikan pemahaman akan arti sebuah kehidupan yang di alami.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahasa
adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Sedangkan linguistik
adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Dalam arti
luas, cakupan linguistik meliputi semua aspek dan komponen bahasa.
Istilah
linguistik ini berasal dari bahasa latin “lingua” yang berarti “bahasa”. Dan
dipadani dengan bahasa Inggris “linguistics”, “linguistique” dalam bahasa
Prancis. Dan masih banyak lagi kata-kata yang mirip dengan “lingua” pada
bahasa-bahasa lain. Semisal Itali “lingua”,
bahasa Spanyol “lengue”, bahasa Prancis “langue” dan “langage”.
Ilmu
linguistik dikatakan general linguistics, krena pembahasan dalam ilmu ini tidak
bersifat kesatu bahasa saja. Namun, seluruh bahasa yang ada didunia ini.
Objek
kajian dalam ilmu linguistik adalah bahasa. Dari bahasa sebagai objek inilah
dapat diketahui hakikat bahasa yang sebanrnya.
Daftar
Pustaka
Soeparno, Dasar- dasar Linguistik Umum,
Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. 1,
2013
Alek, Achmad, Lingistik Umum, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet. 1, 2009
Abdul
Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 4,
2012
Abdul
Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2009.
[2] Dr. Alek, S.S., M.Pd, Prof. Dr. Achmad H.P., Linguistik
Umum, (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. v
[3] Drs. Abdul Chaer, Linguistik Umum, ( PT Reineka Cipta,
2012 ), hlm. 2
[4] Dr. Alek, S.S., M.Pd, Prof. Dr. Achmad H.P.,
Linguistik Umum, (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. 7
[5] Abdul Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009 )
No comments:
Post a Comment