Saturday 15 October 2016

Pengertian Ilmu Linguistik

BAHASA DAN LINGUISTIK
(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah linguistik umum)

















DOSEN PEMBIMBING:
Umi Kulsum, M.A.

Disusun Oleh:
Firman Sahwitri
Fadhli Yuliansah
Muhammad Ali Thahir

BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, iman, dan ihsan kepada kita. Sehingga, kita dapat melaksanakan aktifitas dalam kesaharian kita. Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda kita Muhammad SAW. Yang mana telah mengantarkan kita dari jalan yang gelap gumintang menuju jalan yang terang gemilang.
Sebelumnya, izinkan diri kami untuk mengeluarkan semua yang kami ketahui dalam makalah ini, yang akan kami beri nama dengan judul, “bahasa dan linguistik”. Yang mana, di dalam makalah ini kita akan tau arti sebuah hakikat bahasa dan kesinambungannya dengan ilmu linguistik umum ini.
Sesudahnya, saya memohon kepada sang pencipta jagad raya ini. Semoga kita semua mendapatkan pengetahuan setelah membaca makalah ini. Sebab, jika kita mengaca kepada pepatah indonesia. “sekeras-kerasnya batu akan pecah, jika selalu diteteskan oleh air. Dan sekeras-kerasnya hati manusia akan luluh, jika diberikan siraman rohani secara terus-menerus. Amin.














Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................ i
Daftar isi.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
       I.            Latar belakang.............................................................................................. 1
    II.            Rumusan masalah........................................................................................  1
 III.            Tujuan...........................................................................................................  1

BAB II PEMBAHASAN
       I.            Pengertian bahasa......................................................................................... 2
    II.            Pengertian linguistik..................................................................................... 3
 III.            Objek kajian ilmu linguistik........................................................................ 3
 IV.            Manfaat mempelajari ilmu linguistik.......................................................... 4

BAB III PENUTUP
       I.            Kesimpulan.................................................................................................. 5
    II.            Daftar pustaka............................................................................................  5







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di abad yang semakin modern ini. Ilmu pengetahuan selalu saja berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan berkembangnya cara berfikir manusia. Dan orang yang berminat pada kajian ilmu sangatlah banyak. Bahkan tidak bisa dihitung dengan jari jemari. Khususnya di bidang kajian ilmu bahasa (linguistik).
Ilmu linguistik merupakan salah satu ilmu yang khusus mengkaji segala aspek yang berkenaan dengan masalah bahasa. Mempelajari ilmu ini berarti membuka pintu utama menuju berbagai pintu masuk pada bidang kebahasaan dan ilmu-ilmu lainya. Sehingga, jika kita ingin mengetahui ilmu bahasa. Disinilah pintu utama yang harus kita lalui sebelum memasuki pintu-pintu yang lain.
 Dari sekian banyak orang yang berasumsi kalau ilmu linguistik sangtlah sulit nuntuk dipahami. Sehingga, kami disini ingin sekali menuangkan hasil baca kami. Dan keluar dari asumsi-asumsi yang sebagian orang katakan dalam mempelajari ilmu ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari bahasa?
2.      Apa pengertian dari linguistik?
3.      Apa yang menjadi objek kajian linguistik ?
4.      Apa manfaat mempelajari ilmu linguistik?
C.    Tujuan
1.      Agara mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu bahasa
2.      Agara mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu linguistik
3.      Agara mahasiswa/i dapat mengetahui objek kajian ilmu linguistik
4.      Agara mahasiswa/i dapat mengetahui manfaat dari pada ilmu linguistik


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Dimana, bahasa yang bersifat arbitrer ini adalah bahasa yang sifatnya semena-mena antara signifie dan signifiant atau antara makna dengan bentuk. Dan kesemena-menaan ini dibatasi oleh kesepekatan antar penutur. Dan ciri kesepakatan antar penetur ini yang dinamakan (konvensional). Sedangkan, konvesional itu sendiri adalah penggunaan suatu lambang untuk suatu konsep tertentu yang bersifat konvensional. Semisal, transportasi beroda empat yang bisa dikendarai, yang secara arbitrer dilambangkan dengan bunyi (mobil). Dan hal ini hasil dari konvensi masyrakat indonesia. Jika ada salah satu kita tidak mematuhi hasil konvensi ini. Maka, komunikasi akan terhambat. Karena tidak dapat dipahami oleh penutur bahasa.
Adapun yang dimaksud dengan signifie dan signifiant. Jika signifie itu unsur bahasa yang ada dibalik tanda yang berupa konsep di dalam benak si penutur. Sedangkan yang dimaksud dengan sgnifiant itu unsur bahasa yang berupa wujud fisik atau tanda ujar.
Sebenarnya pengertian bahasa itu sangtlah beraneka ragam, bergantung kepada teori apa yang dipakai. Mulai dari bahasa adalah sebuah sistem, sebuah lambang, bermakna, bersifat konvensional, sistem bunyi, bersifat arbitrer, bersifat produktif, bersifat unik, bersifat universal, memiliki variasi-variasi, dan hingga ke difinisi bahwa bahasa adalah identitas suatu kelompok sosial. Itu semua, tergantung kepada teori yang dipakai. Dan teori yang dipakai oleh Soeparno disini adalah teori yang tidak moderen dan tidak pula kuno. Teori yang dimaksud disini adalah teori struktural. [1]



B.     PENGERTIAN LINGUISTIK
Linguistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Dalam arti luas, cakupan linguistik meliputi semua aspek dan komponen bahasa[2]. Dan jika kita ulas dari asal katanya. “linguistik” berasal dari kata lingua ‘bahasa’. Dalam bahasa-bahasa Roman (yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa latin) masih ada bahasa yang serupa dengan bahasa latin tadi. Yaitu, “langue” dan “langage” dalam bahasa Prancis, dan lingua dalam bahasa Itali. Sedangkan bahasa Inggris mengadopsi dari bahasa Prancis kata yang kini menjadi “language”. Istilah linguistics dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language, seperti mana dalam bahasa Prancis istilah “linguistique” berkaitan dengan “langage”. Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah nama bidang ilmu, dan kata sifatnya adalah “linguistis” atau “linguistik”.[3]
Di sinilah kita bisa memperhatikan bersama bahwa bahasa Prancis mempunyai dua istilah, yaitu “langue” dan “langage” dengan makna yang berbeda. Langue berarti suatu bahasa tertentu. Sedangkan, langage berarti bahasa secara umum. Disamping dua istilah  diatas tadi, ada istilah lain dalam bahasa Prancis mengenai bahasa yaitu “parole”. Parole berarti wujud bahasa yang konkret, yang diucapkan anggota masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Dari tiga istilah inilah yang akan dijadikan objek kajian dari pada ilmu lingustik itu sendiri.
Ilmu linguistik sering juga disebut dengan linguistik umum (general linguistics). Artinya, ilmu ini tidak membahas satu bahasa saja, seperti bahasa Arab atau bahasa Indonesia, melainkan membahas dan mengkaji sampai kepada akarnya atau seluk beluk bahasa pada umumnya.
C.    OBJEK KAJIAN LINGUISTIK
Dalam dunia keilmuan ternyata banyak yang mengambil bahasa sebagai objek kajianya. Salah satunya adalah ilmu linguistik umum ini. Dimana bahasa merupakan objek kajian utama di dalamnya. Dan alasan yang tepat mengapa objek kajian ilmu ini mengambil bahasa sebagai objeknya. Karena ilmu linguistik ini mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa. Bukan sebagai sosok yang lain.
Karena bahasa adalah objek kajian dalam ilmu linguistik ini. Maka, tidak ada salahnya kita membahas dan mengulas kembali secara panjang lebar akan hakikat bahasa itu sendiri. Bahasa dilihat dari segi fungsi dan sifatnya teramat banyak macamnya. Diantara yang sudah disinggung didepan tadi. Bahwa bahasa adalah (1) bahasa adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bemakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu dinamis, (12) bahasa itu adalah identitas penuturnya. Dari 12 sifat dan ciri-ciri bahasa inilah kita akan mengetahaui hakikat bahasa sebagai objek kajian bagi ilmu linguistik. Dan akan dibicaraka satu persatu secara singkat dan padat.
1.      Bahasa sebagai sistem
Sebagaimana layaknya sistem. Maka bahasa disini bersifat sistematis. bahasa terdiri dari unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara acak atau tidak teratur. Unsur bahasa diatur seperti pola-pola yang berulang, sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat diramalkan (diduga) kehadiranya. Sebagai contoh bila kita menemukan kalimat Thahir mem ... Radha ke dalam ....
dengan saksama kita bisa meramalkan apa isi titik-titik sesudah mem- dan sesudah dalam. Dalam kata lain, dalam bahasa ada satu kesatuan yang berkombinasi dengan aturan-aturan yang dapat diramalkan. Atau bisa kita katakan lebih jauh lagi bahwa bahasa adalah sistematis. Dan bahasa terdiri dari subsistem-subsistem, artinya bahasa bukan sisitem tunggal. Bahasa terdiri dari tiga subsistem yaitu subisitem fonologi, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal.
2.      Bahasa sebagai lambang
Lambang dalam pengertian linguistik ini adalah lambang yang menandai sesuatu yang lain secara konvensional. Dan tidak secara alamiah atau langsung. Semisal, kalau dimulut gang terdapat bendera warna kuning itu bertanda adanya orang meninggal. Nah, disinilah kita tahu bahwa lambang yang dimaksud dalam ilmu linguistik ini adalah lambang yang sifatnya konvensional.
3.      Bahasa adalah bunyi
Secara teknis, menurut kridalaksana bunyi adalah kesan pusat saraf sebagai akibat getaran gendang telinga yang breaksi krena perubahan-perubahan tekanan udara[4].  Bunyi ini bisa bersumber diantara lain pada alat suara yang ada dalam diri manusia. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran (speech sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan dalam fonemik sebagai “fonem”.
Nah jika bahasa sebagai bunyi, bagaimana dengan bahasa tulisan? Bahasa tulisan sebenarnya hanyalah rekaman langsung dari bahasa lisan. Jadi, bahasa yang seharusnya dilisankan dan diucapkan itu dituang ke dalam bahasa tulis. Dan perlu diketahui, bahwa dalam ilmu linguistik ini. Bahasa kedudukan bahasa lisan sebagai kebutuhan Primer. Sedangkan, bahasa tulis itu kebutuhan skunder.
Disinilah kita tau bahwa hakikat bahsa itu sendiri adalah bunyi, atau bahasa lisan, dapat kita saksikan bersama sampai detik ini. Banyak sekali bahasa di dunia ini, termasuk bahasa Arab, yang memang sering sekali mengunakan bahasa lisan dari pada bahasa tulisan. Karena faktor keterbelakangan dalam merumuskan aksara pada masa itu.
4.      Bahasa itu arbitrer
Yang dimaksud dengan istilah arbitrer adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Semisal, antara mobil yang dilambangkanya, yaitu “jenis alat transportasi beroda empat dan dapat dikendarai”. Disiini kita tidak bisa menjelaskan mengapa transfortasi tersebut dilambangkan dengan bunyi (mobil).
Andai kata ada hubungan wajib antara lambang dengan sesuatu yang dilambangkanya, tentu lambang yang ada di Indonesia ini (mobil) oleh orang Arab akan dikatan mobil juga, bukan “سيارة”. Sehingga, jika sudah terjadi seperti ini. Maka, di bumi ini tidak ada keragaman bahasa antar negara. Tentu hanya ada satu bahasa saja.

5.      Bahasa itu bermakna
Sudah dijelaskan dimuka bahwa bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi. Sebagai lambang tentu  ada yg dilambangkanya, dan sesuatu yang dilambangkan itu hasil dari pada suatu konsep, ide, atau pikiran. Dapat dikatakan bahwa bahasa itu memiliki makna. Semisal, lambang bahasa yang berwujud bunyi (Mobil) lambang ini mengacu pada konsep “sejenis alat transportasi beroda empat yang bisa dikendarai”. Kemudian konsep tadi dihubungi dengan benda yang ada di dunia nyata. Jadi, kalau lambang bunyi (mobil) yang mengacu pada konsep “alat transportasi beroda empat yang bisa dikendarai”. Dan dalam study semantik memang ada teori “makna itu sama dengan bendanya”.
Namun, jika ada lambang bunyi (cinta) dan (rindu) tidak punya benda konkret di alam nyata ini. Lebih umum disebut lambang bunyi yang referen, tidak punya rujukan.
6.      Bahasa itu konvensional
Penggunaan suatu lambang dalam konsep tertentu itu bersifat konvensional. Artinya semua anggota masyrakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Untuk contoh bisa dilihat kembali dimuka.
7.      Bahasa itu unik
Keunikan dalam bahasa itu sendiri adalah ciri khas yang bersifat spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain.  Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata,  sistem pembentukan kalimat, dan sistem-sistem lainya. Salah satu keunikan bahasa indonesia adalah tekanan kata tidak bersifat morfermis, melainkan sintaksis.
8.      Bahasa itu universal
Bahasa bersifat universal ini sesuai dengan kajian ilmu linguistik. Begitu juga ada ciri-ciri khusus dalam kesamaan yang dimiliki disetiap bahasa yang ada di dunia ini. Dan sudah baran tentu kalau sifat keuniversalan bahasa merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa yang lain.
Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahawa bahasa mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Bahasa Indonesia, misalanya mempunyai 6 buah vokal dan 22 buah konsonan. Sedangkan, bahasa Arab mempunyai 3 vokal pendek dan 3 buah vokal panjang serta 28 buah konsonan, bahasa Inggris memiliki 16 vokal (termasuk diftong) dan 24 buah konsonan. Bukti lain keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, yaitu kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
9.      Bahasa itu produktif
Bahasa dikatakan produktif, maksudnya adalah bahasa yang dapat membuahkan hasil yang banyak atau terus-menerus menghasilkan. Meskipun dalam kenyataanya unsur-unsur bahasa itu terbatas. Namun tidak menutup kemungkinan, kalau bahasa itu dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat menjadi satuan-satuan yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Semisal, kalau kita ambil fonem-fonem bahasa indonesia /a/, /i/, /k/, /t/; maka dari keempat fonem tersebut dapat menghasilkan satuan-satuan bahasa yang sangat tidak terbatas.
10.  Bahasa itu bervariasi
Bahasa bervariasi disini adalah bahasa yang memang latar belakang dan lingkungan manusianya tidak sama. Sehingga, bahasa bervariasi. Semisal bahasa mahasiswa kelas a dengan dosen Prof. Dr. Syukron Kamil. M.A. yang memang perbedaan secara garis besar terletak dari latar belakang. Bahasa petani dengan bahasanya mahasiswa, sangatlah berbeda. Ditinjau dari garis latar belakang dan lingkungan. Oleh krena itu, lingkungan dan latara belakang sangatlah menentukan bahasa dalam membuahkan hasil keragaman atau kevariasian.
Ragam dan variasi bahasa itu mempunyai tiga istilah “idiolek”, “dialek”, dan ragam. Idolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dialek adalah ragam atau variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Semisal, di Indonesia kita mengenal bahasa Jawa dialek Banyumas, dialek Tegal, dan dialek Surabaya. Ragam beserta variasinya dinamakan dialek regional, dialek areal, atau bisa disebut juga dengan dialek geografi.
11.  Bahasa itu dinamis
Bahasa merupakan satu-satunya milik manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak akan bisa lepas dengan yang namanya bahasa. Sampai tidur pun berbahasa. Krena faktor keterkaitan bahasa dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan manusia itu tidak bersifat setatis, melainkan dinamis. Krena ada unsur keterkaitan antara bahasa dengan manusia ini. Maka bahasa ikut dinamis sifatnya.
Perubahan bahasa itu bisa terjadi pada semua tataran, baik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikoan. Dalam bidangn morfologi misalnya, dalam bahasa Arab huruf tambahan dalam ilmu morfologi Arab ada 10 jumlahnya yang disingkat menjadi" "سألتمونيها namun, menurut Tammam Hassan dalam bukunya “al lughah al‘arabiyyah ma’naha wa mabnaha” itu dijelaskan bahwa huruf-huruf zaidah itu tidak terbatas pada istilah itu saja. Namun, seluruh huruf Arab bisa menjadi zaidah. Semisal lafad درج – fiil sulasi majidnya menjadi دحرج. Disini, kita bisa kaji bersama bahwa huruf "ح". Tidak ada dalam istilah yang kita sering dengar. [5]Maka, bisa kita tarik kesimpulan bahwa semua huruf hijaiyyah bisa dijadikan huruf tambahan dalam ilmu morfologi Arab. Dan ini salah satu kedinamisan bahasa.
12.  Bahasa itu identitas suatu kelompok sosial
Diantara ciri-ciri budaya yang ada, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan bahasa tiap-tiap kelompok sosial merasa diri bagai satu-kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain. Dalam klompok tertentu orang menganggap bahasa sebagai identitas sosial. Namun, yang lebih penting dari pada bahasa sebagai sistemmisalnya bahasa Arab, menggambarkan prilaku orang-orang Arab. Begitu juga dengan bahasa Indonesia.
Dari sekian banyaknya ciri dan sifat bahasa ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa bahasa adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Dan sebagai objeka kajian ilmu linguistik ini bisa dilihat dari  semua sifat dan ciri dari pada bahasa. Krena tujuan ilmu lingusitik umum ini adalah untuk meneliti semua bahasa yang memang beragam, bervariasi, dan unik. Kedatang ilmu linguistik umum ini agar kita semua bisa membedakan dari garis keilmiahan antar bahasa. Baik itu dari ruang lingkup yang kecil maupun yang bersekala besar.
D.    MANFAAT MEMPELAJARI LINGUISTIK
Semua yang berbau keilmuan, bagaimanpun bobot dan bibitnya, tentu akan mempunyai manfaat praktis bagi kehiudpan manusia. Begitu juga dengan ilmu linguistik ini. Dimana orang yang berkecimpung dalam kegiatan yang ada sangkut pautnya dalam bahasa. Mereka akan merasakan sendiri manfaat dalam mempelajari ilmu linguistik ini. Semisal, linguis yang pengetahuanya luas mengenai linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan tugasnya. Dan bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya yang memang berabu satra dengan baik dan kondusif. Krena, yang menjadi objek penelitian ilmu lingusitik ini, merupakan wadah pelahiran karya sastra.
Apapun profesinya, bagaimanapun titel dan derajatnya, ilmu linguistik ini sangtlah membantu untuk memberikan pemahaman akan arti sebuah kehidupan yang di alami.[6]










BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bahasa adalah suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional. Sedangkan linguistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Dalam arti luas, cakupan linguistik meliputi semua aspek dan komponen bahasa.
Istilah linguistik ini berasal dari bahasa latin “lingua” yang berarti “bahasa”. Dan dipadani dengan bahasa Inggris “linguistics”, “linguistique” dalam bahasa Prancis. Dan masih banyak lagi kata-kata yang mirip dengan “lingua” pada bahasa-bahasa lain. Semisal Itali “lingua”,  bahasa Spanyol “lengue”, bahasa Prancis “langue” dan “langage”.
Ilmu linguistik dikatakan general linguistics, krena pembahasan dalam ilmu ini tidak bersifat kesatu bahasa saja. Namun, seluruh bahasa yang ada didunia ini.
Objek kajian dalam ilmu linguistik adalah bahasa. Dari bahasa sebagai objek inilah dapat diketahui hakikat bahasa yang sebanrnya.









Daftar Pustaka
Soeparno,  Dasar- dasar Linguistik  Umum,  Yogyakarta: Tiara Wacana,  Cet. 1, 2013
Alek,  Achmad,  Lingistik Umum,  Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,  Cet. 1, 2009
Abdul Chaer,  Linguistik Umum,  Jakarta: PT. Rineka Cipta,  Cet. 4,  2012
Abdul Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2009.














1 Soeparno, Dasar – dasar Linguistik Umum, (Yogyakart : Penerbit Tiara Wacana, 2013), hlm. 1 -2


[2] Dr. Alek, S.S., M.Pd, Prof. Dr. Achmad H.P., Linguistik Umum, (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. v
[3] Drs. Abdul Chaer, Linguistik Umum, ( PT Reineka Cipta, 2012 ), hlm. 2
[4] Dr. Alek, S.S., M.Pd, Prof. Dr. Achmad H.P., Linguistik Umum, (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. 7
[5] Abdul Wahab, Muhbib, Pemikiran Linguistik Tammam Hassan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009 )
[6] Drs. Abdul Chaer, Linguistik Umum, ( PT Reineka Cipta, 2012 ), hlm. 25 - 27

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...