Filosofi Makna Bakaikaji
بكيكج
adalah sebuah kata yang memiliki daya mistis untuk menghilangkan rayap.
Khususnya di dalam sebuah kitab yang sering menjadi sasaran dan perhatian penuh
oleh para santri. Kendati, mereka semua
mengkhawtirkan kitabnya masing-masing, maka sudah sewajarnya, kata tersebut di
jadikan tulisan yang mujarab untuk menghilangkan serangan rayap. Di sisi yang
lain, karena adanya sebuah intruksi dari
sinior, hingga pada para Kiyai-nya untuk menulis kata tersbut agar rayap tidak
memakan kitab-kitab mereka.
بكيكج biasanya, kata ini sering ditulis di halaman depan
sebuah kitab, yang memang di akui kebenaranya jikala sebuah kitab sudah
dituliskan lafad tersebut tidak akan di makan oleh rayap. Keyakinan para santri
ini khususnya, berangkat dari sebuah sejarah yang memang tidak diragukan kebenaranya.
Kendati penulis sempat mencari sumber yang valid mengenai kata tersbut, maka
dari itu, mungkin bisa dikatakan karya ini masih melambung luas untuk dikatakan
sebagai karya ilmiah yang sesungguhnya. Namun, tidak lepas dari sebuah
qila-waqala, penulis pernah membaca disebuah akun Facebook tentang sejarah kata
بكيكج ini.
Katanya, bahasa ini berasal dari
bahasa Suryani, yang berbunyi كبيكج.
Kata كبيكج ini memiliki arti yang sangat erat
hubunganya dengan apa yang di jadikan mitos mistis oleh kaum santri. Kendati
kata ini memiliki arti sebagai “Tumbuhan yang tidak disukai oleh serangga”,
maka tidak salah kaum santri mengamini hal tersbut sebagai tulisam yanh meiliki
daya kekuatan untuk mengusir rayap dari kitab-kitab mereka “Anti Rayap”.
Jika menoleh kebelakang (sejarah),
bahasa Suryani adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Aram dan digunakan
hingga pada masa Masehi. Sedangkan bangsa Aram sendiri adalah tetesan langsung
dari keturunan Nabi Nuh as yaitu, Aram Bin Sa’am Bin Nuh as. Dan bangsa ini
juga menempati suatu Negeri yang dinamakan dengan negri Aram. Negeri ini kini
diketahui meliputi daerah Syam dan Irak. [1]
Bahasa ini, digunakan luas di negri
Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri kecil sekitar Asia dan Armenia,
kemudain bahasa ini sampai ke Negeri China dan India. Bahkan bangsa Yahudi pun
pernah mengutamakan bahasa ini dari pada bahasa Ibrani. Dengan bahasa ini,
mereka (Yahudi) mengarang sebagian kitab-kitab mereka. Bahkan, konon al-Masih
sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. [2]
Presepi kaum santri akan ke unikan
yang ada di tulisan بكيكج ini memang tidak
diragukan kegunaan dan kemanfaatnya. Hanya saja, adanya kesalahan dalam
penulisan jikalau melihat dari sudut pandang bahasa Suryani di atas. Yang
sebenarnya ditulis seperti ini كبيكج,
malah di pindah Kaf yang pertama kepada setelah huruf ba. Sehingga, berbunyi بكيكج. Namun, tidak jarang juga dijumpai para
santri menuliskan kata tersebut dengan tulisam yang benar. Kendati mungkin
mereka sudah mengetahui kebenaranya. Namun, tidak mengurangi rasa keyakinan
mereka tentang hal tersebut. Meskipun pada kenyataanya tulisan yang mereka
kenal tidak sama dengan apa yang mereka amini.
Jadi, makna yang tertulis dalam
sebuah tulisan tersebut adalah serangga yang takut untuk menghampiri sebuah
pohon. Dan pohon itu sendiri di namakan pohon kabikaji. Mungkin ini juga yang
dalam kaidah fiqhinya disebut dengan "الإشارة تقوم
مقام العبارة" Isyarat atau simbol merupakan ungkapan
kata-kata yang penuh makna yang tersirat. Semoga dengan terbukanya tabir
tersirat menuju ketersuratan ini, menjadi bahan kajian oleh kaum santri
moderan.
No comments:
Post a Comment