Thursday, 9 February 2017

Sejarah Tulisan Bakaikaji

Filosofi Makna Bakaikaji


            بكيكج adalah sebuah kata yang memiliki daya mistis untuk menghilangkan rayap. Khususnya di dalam sebuah kitab yang sering menjadi sasaran dan perhatian penuh  oleh para santri. Kendati, mereka semua mengkhawtirkan kitabnya masing-masing, maka sudah sewajarnya, kata tersebut di jadikan tulisan yang mujarab untuk menghilangkan serangan rayap. Di sisi yang lain, karena  adanya sebuah intruksi dari sinior, hingga pada para Kiyai-nya untuk menulis kata tersbut agar rayap tidak memakan kitab-kitab mereka.
            بكيكج biasanya, kata ini sering ditulis di halaman depan sebuah kitab, yang memang di akui kebenaranya jikala sebuah kitab sudah dituliskan lafad tersebut tidak akan di makan oleh rayap. Keyakinan para santri ini khususnya, berangkat dari sebuah sejarah yang memang tidak diragukan kebenaranya. Kendati penulis sempat mencari sumber yang valid mengenai kata tersbut, maka dari itu, mungkin bisa dikatakan karya ini masih melambung luas untuk dikatakan sebagai karya ilmiah yang sesungguhnya. Namun, tidak lepas dari sebuah qila-waqala, penulis pernah membaca disebuah akun Facebook tentang sejarah kata بكيكج ini.
            Katanya, bahasa ini berasal dari bahasa Suryani, yang berbunyi كبيكج. Kata كبيكج ini memiliki arti yang sangat erat hubunganya dengan apa yang di jadikan mitos mistis oleh kaum santri. Kendati kata ini memiliki arti sebagai “Tumbuhan yang tidak disukai oleh serangga”, maka tidak salah kaum santri mengamini hal tersbut sebagai tulisam yanh meiliki daya kekuatan untuk mengusir rayap dari kitab-kitab mereka “Anti Rayap”.
            Jika menoleh kebelakang (sejarah), bahasa Suryani adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Aram dan digunakan hingga pada masa Masehi. Sedangkan bangsa Aram sendiri adalah tetesan langsung dari keturunan Nabi Nuh as yaitu, Aram Bin Sa’am Bin Nuh as. Dan bangsa ini juga menempati suatu Negeri yang dinamakan dengan negri Aram. Negeri ini kini diketahui meliputi daerah Syam dan Irak. [1]
            Bahasa ini, digunakan luas di negri Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri kecil sekitar Asia dan Armenia, kemudain bahasa ini sampai ke Negeri China dan India. Bahkan bangsa Yahudi pun pernah mengutamakan bahasa ini dari pada bahasa Ibrani. Dengan bahasa ini, mereka (Yahudi) mengarang sebagian kitab-kitab mereka. Bahkan, konon al-Masih sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. [2]
            Presepi kaum santri akan ke unikan yang ada di tulisan بكيكج ini memang tidak diragukan kegunaan dan kemanfaatnya. Hanya saja, adanya kesalahan dalam penulisan jikalau melihat dari sudut pandang bahasa Suryani di atas. Yang sebenarnya ditulis seperti ini كبيكج, malah di pindah Kaf yang pertama kepada setelah huruf ba. Sehingga, berbunyi بكيكج. Namun, tidak jarang juga dijumpai para santri menuliskan kata tersebut dengan tulisam yang benar. Kendati mungkin mereka sudah mengetahui kebenaranya. Namun, tidak mengurangi rasa keyakinan mereka tentang hal tersebut. Meskipun pada kenyataanya tulisan yang mereka kenal tidak sama dengan apa yang mereka amini.
            Jadi, makna yang tertulis dalam sebuah tulisan tersebut adalah serangga yang takut untuk menghampiri sebuah pohon. Dan pohon itu sendiri di namakan pohon kabikaji. Mungkin ini juga yang dalam kaidah fiqhinya disebut dengan "الإشارة تقوم مقام العبارة" Isyarat atau simbol merupakan ungkapan kata-kata yang penuh makna yang tersirat. Semoga dengan terbukanya tabir tersirat menuju ketersuratan ini, menjadi bahan kajian oleh kaum santri moderan.



[1] Syekh Ahmad Muhammad Ali al-jamal, “al-Qur’an Wa Lughat al-Suryaniyah”,  Majalah Universitas al-Azhar, 2007, hlm, 15
[2] Samir Abduh, “ al-Suryan qodiman Wa Haditsan”, hlm, 25

No comments:

Post a Comment

Dalam Cinta, Air Mataku Tak Akan Pernah Berhenti

في الحب دموعي لا تنتهي بالدمع كتبتُ هذه القصيدةَ بالقلق أصابني كل حين في الحياة فكرتُ ما أخطائي إليكِ لمرَة حتى أشعر أن أحبك بشدة المرة...